Boyolali (Antaranews Jateng) - Perusahan Daerah BPR Bank Boyolali meluncurkan produk kredit pembiayaan pengembangan infrastruktur air minum dan sanitasi untuk masyarakat melalui Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di pedesaan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

"Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) dalam rangka mewujudkan akses universal 100 persen kebutuhan air minum dan sanitasi masyarakat di Kabupaten Boyolali terpenuhi," kata Direktur Utama PD BPR Bank Boyolali, Dono Sri Hananto, usai menandatangani kerja sama dengan BPSPAMS di Boyolali, Selasa.

Dia mengatakan BPSPAMS merupakan lembaga tingkat desa di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bagian dari pamsimas. Boyolali hingga saat ini telah memiliki 105 BPSPAMS yang tersebar di 19 kecamatan.

"Tiga kelompok BPSPAMS di Boyolali sudah bekerja sama, dan didanai oleh Bank Boyolali, antara lain di Kecamatan Musuk dan Juwangi, di mana pengeboran sumur dalam dan pembuatan konstruksi pipa mampu meningkatkan pelayanan air minum masyarakat sebanyak 1.216 sambungan rumah," kata Dono.

Dia mengatakan data Dinas Kesehatan Boyolali pada 2015 menyebutkan masyarakat yang dapat mengakses air minum layak sekitar 79,87 persen dan sanitasi layak sebesar 88,3 persen.

"Kami berharap seluruh BPSPAMS dapat dibiayai melalui kredit lunak dengan bunga 0,95 persen. Hal ini, tujuanya untuk menyejahterakan masyarakat Kabupaten Boyolali melalui akses air minum dan sanitasi yang layak," kata dia.

Ia mengatakan dalam program pamsimas tersebut, pemerintah memberikan stimulan kepada masyarakat untuk mengembangkan sistem air minum perpipaan di pedesaan berbasis masyarakat dengan membangun infrastruktur awal.

Pembangunan itu kemudian diserahkan kepada pemerintah desa dan dikelola oleh BPSPAMS.

Namun, BPSPAMS menghadapi banyak kendala, terutama soal sumber dana untuk melakukan pengembangan sistem, sehingga Bank Boyolali ikut terlibat dalam pembiayaan melalui kredit sebagai solusinya.

"BPSPAMS memiliki peluang menjanjikan karena membutuhkan dana besar untuk mewujudkan kebutuhan air minum dan sanitasi yang layak di Boyolali," katanya.

Kredit pengembangan air minum dan sanitasi dari BPR Bank Boyolali tersebut dengan plafon hingga Rp50 juta dengan jangka waktu maksimal tiga tahun setiap kelompok. Dana kredit dapat digunakan pembangunan sarana air minum, perbaikan pompa, konstruksi perpipaan, pengeboran sumur, dan sarana sanitasi.

"Program ini akan memberikan peluang bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah untuk mendapatkan akses air minum dan sanitasi layak," kata Dono.


 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024