Temanggung (Antaranews Jateng) - Sosialisasi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang dijadwalkan di Pondok Pesantren Sunan Plumbon Krajan, Tembarak, Kabupaten Temanggung dipindahkan ke rumah pribadi K.H. Abdul Hakim selaku pengasuh ponpes tersebut.

Ketua Panwaskab Temanggung Sam Fery Baehaki di Temanggung, Selasa, mengatakan sosialisasi di pondok pesantren berpotensi melanggar aturan pilkada. Kampanye tidak boleh di lembaga pendidikan dan tempat ibadah.

Oleh karena itu, panwas meminta acara dipindahkan ke rumah pribadi. Sosialisasi dan pertemuan antara Gus Yasin dengan pengasuh ponpes akhirnya dilakukan di rumah pribadi K.H. Abdul Hakim.

Fery mengatakan panwas mengawasi kunjungan Ganjar dan Gus Yasin di Temanggung, Senin (16/4) hingg Selasa dan sejauh ini tidak ada pelanggaran.

Panwas telah lakukan pencegahan pelanggaran melalui berkomunikasi dengan panitia dan peserta pemilihan.

Ganjar di Temanggung mulai Senin (16/4) sore hingga Selasa siang untuk kampanye dalam bentuk, antara lain bertemu dengan petani Sindoro, menghadiri pertemuan pelaku pertembakauan dari Kabupaten Wonosobo, Temanggung, Magelang, dan Boyolali, bertemu dengan warga di Desa Purbosari, bertemu pelaku usaha pertembakauan dan menggelar pertemuan dengan segenap pengurus PDIP Cabang Kabupaten Temanggung.

Gus Yasin juga datang ke Temanggung, Selasa, melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh di Ponpes Plumbon dan kediaman K.H. Hasyim Afandi di Bandung Gede, Parakan, Temanggung.

Ganjar Pranowo pada Senin (17/4) malam menghadiri acara "Ngangkring Lintas Agama Bareng Ganjar" di Dusun Kuncen, Desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung yang dikemas dalam suasana santai.

Gagasan, usulan, masukkan, dan kritik untuk kerukunan, persatuan, dan kesatuan Indonesia mencuat pada acara yang berlangsung di tengah pemukiman tersebut.

Ganjar menyebut ide "ngangkring" dan berdiskusi di tengah kampung sebagai cerdas. Ide besar yang ditangkap adalah bagaimana menjaga hubungan yang harmonis dan mengimplementasikan Pancasila, merawat keindonesiaan, Bhinneka Tunggal Ika yang diwujudkan dalam bentuk "angkring".

"Sebenarnya ini adalah menjaga ideologi bangsa dalam bentuk kongkret, ngobrol di tengah kampung," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024