Pati - Kodim 0718/Pati memberikan bantuan kepada warga berupa pembuatan jamban, bilik dinding penutup jamban, hingga memplester kamar mandi di Desa Godo, Kecamatan Winong.
Kegiatan tersebut bagian dari Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-101 Kodim 0718/Pati dan terus mendapatkan pantauan dari Dandim 0718/Pati Letkol Arm Arief Darmawan yang ikut aktif melakukan pengecekan berbagai sasaran fisik yang dikerjakan.
"Dari 20 jamban yang dibuat selama TMMD, meskipun belum 100 persen selesai, saya tetap mengawasi hasilnya. Maka saya melakukan pengecekan di salah satu penerima jamban Pak Parno Desa Godo," jelas Dandim 0718/Pati Letkol Arm Arief Darmawan.
Dandim melihat kondisi rumah warga yang mendapatkan bantuan jamban dan memang kondisi kamar mandi kurang sehat dan tidak laik.
"Kamar mandinya sudah tidak laik dan kurang sehat. Jadi sekalian dipindah dan digabung dengan jamban," kata Dandim.
Parno, warga yang mendapat bantuan jamban mengakui selama ini dirinya buang air besar sembarangan (BABS) di sungai kecil yang berjarak kurang lebih 500 meter dari rumahnya.
"Setiap hari kami BABS di sungai yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Jika malam hari, terpaksa di samping rumah dan setiap selesai langsung di buang," keluh Parno.
Parno mengaku permasalahan ekonomi ditambah kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan karena sakit, membuatnya tidak dapat membangun jamban sehat di rumah.
Kegiatan tersebut bagian dari Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-101 Kodim 0718/Pati dan terus mendapatkan pantauan dari Dandim 0718/Pati Letkol Arm Arief Darmawan yang ikut aktif melakukan pengecekan berbagai sasaran fisik yang dikerjakan.
"Dari 20 jamban yang dibuat selama TMMD, meskipun belum 100 persen selesai, saya tetap mengawasi hasilnya. Maka saya melakukan pengecekan di salah satu penerima jamban Pak Parno Desa Godo," jelas Dandim 0718/Pati Letkol Arm Arief Darmawan.
Dandim melihat kondisi rumah warga yang mendapatkan bantuan jamban dan memang kondisi kamar mandi kurang sehat dan tidak laik.
"Kamar mandinya sudah tidak laik dan kurang sehat. Jadi sekalian dipindah dan digabung dengan jamban," kata Dandim.
Parno, warga yang mendapat bantuan jamban mengakui selama ini dirinya buang air besar sembarangan (BABS) di sungai kecil yang berjarak kurang lebih 500 meter dari rumahnya.
"Setiap hari kami BABS di sungai yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Jika malam hari, terpaksa di samping rumah dan setiap selesai langsung di buang," keluh Parno.
Parno mengaku permasalahan ekonomi ditambah kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan karena sakit, membuatnya tidak dapat membangun jamban sehat di rumah.