Temanggung (Antaranews Jateng) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik hayati (POH) bagi para petani di Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Peneliti Senior LIPI, Sarjiya Antonius di Temanggung, Kamis, mengatakan kondisi lahan pertanian Indonesia sekarang sudah terlalu banyak kandungan kimia, seperti pupuk kimia, pestisida, dan sintesis kimia yang merusak tanah maka perlu disehatkan kembali dengan POH.
Pelatihan yang dikemas dalam program Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI, Pemanfaatan dan Penerapan IPTEK untuk Masyarakat di Dusun Kauman, Desa Kaloran tersebut dihadiri Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Maulana, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Temanggung Slamet Eko Wantoro, Deputi Bidang Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) Mego Pinandito.
Anton mengatakan POH Merupakan solusi untuk membentuk tanah kembali subur sehat, berkualitas sehingga menghasilkan produksi pangan sehat dan meningkat antara 25-30 persen, serta mengurangi ketergantungan pupuk kimia hingga 50 persen.
"Keunggulannya POH itu seperti suplemen vitamin. POH membuat tanah sehat dan tanaman lebih tahan terhadap stres lingkungan atau pencemaran, harapannya produksi akan optimal jadi ini istilahnya bio stimulan," katanya.
Ia menuturkan POH berbasis mikroba unggul koleksi kultur, yang berasal dari berbagai ekosistem tanah, yang telah diseleksi dan dikarakterisasi aktivitas enzimatiknya sesuai dengan peruntukkannya sebagai agen penyubur tanaman, biokontrol, dan bioremidiasi lahan.
Ia menyebutkan bahan dasar dari POH adalah protein, dari tepung ikan, ekstrak ikan, dan protein tumbuhan seperti kecambah.
Menurut dia formula POH yang mengandung kombinasi mikroba penghasil multi biokatalis, berfungsi menggantikan bahan kimia agro pada tanaman organik, memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah, menekan penyakit, menyuburkan perakaran serta menjaga kuantitas, kualitas hasil panen.
Ia mengatakan selama ini penggunaan pupuk urea penyerapan oleh tanah tidak sampai 50 persen, lainnya menguap menjadi gas rumah kaca, lalu ada yang masuk ke perairan mencemari sungai sehingga membahayakan.
"Ini program pro `poor`, untuk masyarakat/tani kelas bawah, inovasi ini kami buat agar bisa dikembangkan oleh masyarakat biayanya murah tidak sampai Rp10 ribu, kalau beli di pabrikan harganya Rp40 ribu hingga Rp120 ribu. Pelatihan pembuatan POH ini sudah 81 kali di seluruh Indonesia, dengan jumlah petani setiap pelatihan minimal 150 orang,"katanya.
Sekretaris Bappeda Kabupaten Temanggung Ripto Susilo mengatakan, wilayah Kecamatan Kaloran didorong untuk menjadi kawasan pertanian organik. Lantaran penggunaan zat-zat kimia untuk pertanian jangka panjangnya perpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Untuk keperluan itu akan dijalin kerja sama dengan LIPI.
"Temanggung siap jadi lokasi kegiatan LIPI dan Kaloran kita pelopori menjadi kawasan pertanian organik. Semua pertanian di Kaloran menggunakan pupuk organik di bawah bimbingan LIPI, kami Pemkab Temanggung pun akan memfasilitasi," katanya.
Peneliti Senior LIPI, Sarjiya Antonius di Temanggung, Kamis, mengatakan kondisi lahan pertanian Indonesia sekarang sudah terlalu banyak kandungan kimia, seperti pupuk kimia, pestisida, dan sintesis kimia yang merusak tanah maka perlu disehatkan kembali dengan POH.
Pelatihan yang dikemas dalam program Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI, Pemanfaatan dan Penerapan IPTEK untuk Masyarakat di Dusun Kauman, Desa Kaloran tersebut dihadiri Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Maulana, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Temanggung Slamet Eko Wantoro, Deputi Bidang Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) Mego Pinandito.
Anton mengatakan POH Merupakan solusi untuk membentuk tanah kembali subur sehat, berkualitas sehingga menghasilkan produksi pangan sehat dan meningkat antara 25-30 persen, serta mengurangi ketergantungan pupuk kimia hingga 50 persen.
"Keunggulannya POH itu seperti suplemen vitamin. POH membuat tanah sehat dan tanaman lebih tahan terhadap stres lingkungan atau pencemaran, harapannya produksi akan optimal jadi ini istilahnya bio stimulan," katanya.
Ia menuturkan POH berbasis mikroba unggul koleksi kultur, yang berasal dari berbagai ekosistem tanah, yang telah diseleksi dan dikarakterisasi aktivitas enzimatiknya sesuai dengan peruntukkannya sebagai agen penyubur tanaman, biokontrol, dan bioremidiasi lahan.
Ia menyebutkan bahan dasar dari POH adalah protein, dari tepung ikan, ekstrak ikan, dan protein tumbuhan seperti kecambah.
Menurut dia formula POH yang mengandung kombinasi mikroba penghasil multi biokatalis, berfungsi menggantikan bahan kimia agro pada tanaman organik, memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah, menekan penyakit, menyuburkan perakaran serta menjaga kuantitas, kualitas hasil panen.
Ia mengatakan selama ini penggunaan pupuk urea penyerapan oleh tanah tidak sampai 50 persen, lainnya menguap menjadi gas rumah kaca, lalu ada yang masuk ke perairan mencemari sungai sehingga membahayakan.
"Ini program pro `poor`, untuk masyarakat/tani kelas bawah, inovasi ini kami buat agar bisa dikembangkan oleh masyarakat biayanya murah tidak sampai Rp10 ribu, kalau beli di pabrikan harganya Rp40 ribu hingga Rp120 ribu. Pelatihan pembuatan POH ini sudah 81 kali di seluruh Indonesia, dengan jumlah petani setiap pelatihan minimal 150 orang,"katanya.
Sekretaris Bappeda Kabupaten Temanggung Ripto Susilo mengatakan, wilayah Kecamatan Kaloran didorong untuk menjadi kawasan pertanian organik. Lantaran penggunaan zat-zat kimia untuk pertanian jangka panjangnya perpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Untuk keperluan itu akan dijalin kerja sama dengan LIPI.
"Temanggung siap jadi lokasi kegiatan LIPI dan Kaloran kita pelopori menjadi kawasan pertanian organik. Semua pertanian di Kaloran menggunakan pupuk organik di bawah bimbingan LIPI, kami Pemkab Temanggung pun akan memfasilitasi," katanya.