Pati (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivre II Pati, Jawa Tengah, hingga Maret 2018 berhasil melakukan penyerapan beras petani melalui mitra kerjanya sebanyak 9.800 ton, kata Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Muhammad Taufiq.

"Dari penyerapan sebanyak itu, sumbangan terbesar penyerapan beras dari wilayah Pati," ujarnya di Pati, Kamis.

Ia mengatakan penyerapan beras dari mitra Bulog di Kabupaten Pati per 28 Maret 2018 sebanyak 4.800 ton setara beras, sedangkan Kabupaten Kudus baru 640 ton dan kabupaten lainnya bervariasi.

Realisasi penyerapan beras maupun gabah, lanjut dia, bakal bertambah karena saat ini harga jual gabah di pasaran mulai turun.

Adapun target penyerapan beras selama 2018, lanjut dia, sebanyak 100.000 ton.

Baca juga: 14.444 ton gabah petani diserap Bulog Surakarta

Sementara jumlah mitra yang digandeng Bulog sebanyak 75 mitra yang bertugas melakukan penyerapan beras maupun gabah petani di berbagai daerah.

Harga dalam penyerapan gabah petani berdasarkan fleksibilitas harga untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp4.450 per kilogram dan beras sebesar Rp8.760/kg.

Patokan harga tersebut, berbeda jauh dengan Inpres nomor 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah yang merupakan inpres terakhir soal HPP gabah dan beras, HPP untuk GKP ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogramnya, sedangkan untuk gabah kering giling sebesar Rp4.600/kg dan beras sebesar Rp7.300/kg.

Target penyerapan beras tahun 2018 masih lebih rendah dengan target penyerapan beras selama 2017 sebanyak 102.000 ton.

Hanya saja, target penyerapan selama 2017 hanya terealisasi 75 persen.

Untuk stok beras yang tersimpan di gudang Bulog Pati hingga 28 Maret 2018 mencapai 10.700 ton setara beras.

Sementara harga jual beras di tingkat konsumen untuk saat ini untuk jenis IR-64 premium mencapai Rp11.000/kg dan IR-64 medium sebesar Rp8.500/kg.
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024