Semarang (Antaranews Jateng) - Rumah Sakit Ibu dan Anak Kusuma Pradja Semarang melakukan deteksi dini fungsi organ pendengaran terhadap setiap bayi yang dilahirkan di rumah sakit tersebut.

"Semua bayi yang lahir di sini dilakukan pemeriksaan otoacoustic emissions (OAE), yakni deteksi dini pendengaran," kata Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kusuma Pradja Semarang dr Makmur Santosa, MARS di Semarang, Jawa Tengah, Minggu.

Hal tersebut diungkapkannya di sela "Gathering dan Ilmiah Populer" yang digelar RSIA Kusuma Pradja dengan menghadirkan dokter-dokternya yang ahli di bidangnya untuk menjadi pembicara.

Makmur menjelaskan pemeriksaan dini pendengaran merupakan standar operasional prosedur (SOP) yang sudah diterapkan sejak dua tahun lalu, selain skrining hipotiroid kongenital (SHK).

"Untuk tes OAE, alatnya cukup sederhana. Alatnya cuma ditempelkan di telinga. Kalau ada hasil tertentu atau kelainan akan ditindaklanjuti spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT)," katanya.

Menurut dia, gangguan pendengaran pada bayi yang dilakukan koreksi dan tindakan sebelum berusia satu bulan biasanya hasilnya mendekati normal, berbeda jika sudah lebih dari satu bulan.

Meski pelaksanaan tes OAE tidak dipungut biaya, kata dia, pihaknya tetap menawarkan kepada pasien karena ada juga yang menolak anaknya mendapatkan tes deteksi dini pendengaran.

Ia mengatakan fasilitas dan alat kesehatan di RSIA Kusuma Pradja Semarang terus dilengkapi dan disempurnakan untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

"Seperti untuk deteksi dini pendengaran, deteksi dini stunting dengan SKH, layanan inseminasi dan sebagainya. Peralatan secara bertahap dikembangkan, termasuk membuka layanan baru," katanya.

Tenaga medisnya juga terus ditingkatkan keterampilan dan kompetensinya, seperti dokter yang didorong untuk melanjutkan sampai pendidikan konsultan (K), termasuk perawat dan bidang.

"Saat ini, kami memiliki lima dokter spesialis obsgin, lima dokter spesialis anak, satu dokter spesialis penyakit dalam, dua dokter anestesi, dan sembilan dokter umum," kata Makmur.

Sementara itu, Pembina Yayasan Warendra Kusumapradja yang menaungi RSIA Kusuma Pradja Semarang Prof dr Noerpramana MMedSc Sp.OG (K-Fer) menjelaskan RS itu sudah 25 tahun melayani masyarakat.

"Nanti, genap 25 tahun pada 16 Agustus 2018. Seingat saya, pasien yang melahirkan hingga anaknya juga melahirkan di sini ada 150 orang. Itu, baru pasien saya, belum dokter-dokter yang lain," katanya.

Seiring dengan itu, dia mengatakan RSIA Kusuma Pradja Semarang terus mengembangkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya dengan menggelar "gathering" sebagai ajang berbagi ilmu.

"Temanya, kami tawarkan kepada pasien atau masyarakat. `Kepingin`nya bahas apa? Apa masalah kesehatan yang belum diketahui? Ya, agar bisa melakukan pencegahan. Kami gelar rutin dan gratis," katanya.

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024