Solo (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Surakarta mendapat hibah sejumlah peti berisi senjata tradisional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menambah koleksi di Museum Keris Nusantara Solo.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, di Solo, Kamis, mengatakan, sebanyak delapan peti senjata tradisional yang dihibahkan ke Pemkot Surakarta yang rencananya dipajang untuk menambah koleksi di Museum Keris Nusantara Solo.

Menurut Hadi Rudyatmo, senjata-senjata tradisional yang ditempatkan di dalam peti tersebut setelah dibuka kemudian akan dibersihkan sebelum dipajang di museum.

Menurut dia, dengan bertambahnya koleksi museum tersebut paling tidak para pelajar terutama generasi muda ke depan mengetahui secara pasti sejarah keris itu sendiri. Pusaka keris masuk benda cagar budaya yang telah diakui oleh dunia atau Unesco.

Rudyatmo mengatakan dari delapan peti yang dihibahkan tersebut baru satu yang dibuka, dan berisi sebanyak 122 keris, sedangkan seluruhnya totalnya sebanyal 1.211 senjata tradisional.

Namun, senjata tardisional tersebut kini sedang diuji oleh tim kurator senjata, dan semua keris memang asli.

Menurut dia, setelah dicek oleh tim kurator untuk memastikan mana yang masuk atau asli sebagai cagar budaya atau tidak. Proses penjamasan memang ada ritualnya sendiri supaya barang tidak rusak.

Senjata tradisional hibah dari Kemendikbud tersebut, kata dia, memang hasil dari sitaan petugas Bea Cukai. Senjata tradisional termasuk keri merupakan barang cagar budaya yang tidak boleh sembarangan dijual.

Menurut dia, barang sitaan tersebut kemudian dikumpulkan di Kemendikbud, dan kemudian dihibahkan Museum Keris Nusantara di Solo.

Ronggojati Sugiatno salah satu dewan kurator menjelaskan senjata tradisional keris yang memiliki usia paling tua tersebut, namanya Keris Segaluh, dan diperkirakan dari abad keenam. Senjata tradisonal lainnya juga ada dari Filipina, zaman Kerajaan Majapahit, Pajajaran, Keraton Mataram dan daerah nusantara.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024