Jakarta (Antaranews Jateng) - Kepribadian anak yang berbeda-beda dipengaruhi dengan sikap orang tua yang mencontohkan segala sesuatu kepada anaknya, kata praktisi pendidikan anak usia dini Rosalynn Tamara.
"Kalau kita mau anak-anak kita berkepribadian a, b, c, kita dulu yang mencontohkan," kata Rosalynn di Jakarta, Senin.
Rosalynn yang juga pendiri Montessori Haus Asia menjelaskan kepribadian anak sangat tergantung dengan lingkungan sekitar.
Dia meyakini kepribadian anak terbentuk dari pengaruh lingkungan mulai dari dalam kandungan hingga dunia luar seperti sekolah dan lingkungan umum.
"Pertama dari dalam kandungan, ibu yang bahagia, atau tertekan, sering menangis akan memengaruhi pada anak," kata dia.
Kemudian setelah lahir kepribadian anak mulai terbentuk dari sikap kedua orang tua, keluarga besar, baru kemudian lingkungan di luar rumah seperti di sekolah dan lingkungan teman di luar sekolah.
Dia mencontohkan sejatinya anak tidak mengenal rasa takut, namun akibat dari rasa panik yang diraskan atau dikeluarkan oleh orang tua akan memengaruhi anak untuk terbawa panik dan takut.
Bahkan untuk anak usia nol sampai enam tahun, orang tua tidak perlu banyak berbicara untuk meminta anak melakukan sesuatu melainkan hanya perlu memberikan contoh.
"Buat mereka, tanpa kita bicara banyak, namun apapun aksi yang kita lakukan, mereka akan ikuti," kata Rosalynn. Budi Suyanto (Editor : Ida Nurcahyani).
"Kalau kita mau anak-anak kita berkepribadian a, b, c, kita dulu yang mencontohkan," kata Rosalynn di Jakarta, Senin.
Rosalynn yang juga pendiri Montessori Haus Asia menjelaskan kepribadian anak sangat tergantung dengan lingkungan sekitar.
Dia meyakini kepribadian anak terbentuk dari pengaruh lingkungan mulai dari dalam kandungan hingga dunia luar seperti sekolah dan lingkungan umum.
"Pertama dari dalam kandungan, ibu yang bahagia, atau tertekan, sering menangis akan memengaruhi pada anak," kata dia.
Kemudian setelah lahir kepribadian anak mulai terbentuk dari sikap kedua orang tua, keluarga besar, baru kemudian lingkungan di luar rumah seperti di sekolah dan lingkungan teman di luar sekolah.
Dia mencontohkan sejatinya anak tidak mengenal rasa takut, namun akibat dari rasa panik yang diraskan atau dikeluarkan oleh orang tua akan memengaruhi anak untuk terbawa panik dan takut.
Bahkan untuk anak usia nol sampai enam tahun, orang tua tidak perlu banyak berbicara untuk meminta anak melakukan sesuatu melainkan hanya perlu memberikan contoh.
"Buat mereka, tanpa kita bicara banyak, namun apapun aksi yang kita lakukan, mereka akan ikuti," kata Rosalynn. Budi Suyanto (Editor : Ida Nurcahyani).