Kudus (Antaranews Jateng) - Pedagang yang akan menempati bangunan Pasar Piji di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diminta membangun kios dengan biaya sendiri karena terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah daerah setempat.

"Kami tidak mungkin menganggarkan semuanya, termasuk pembangunan kios pedagang karena untuk membangun pasar tersebut telah menghabiskan anggaran puluhan miliar," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti di Kudus, Jumat.

Untuk membangun lapak pedagang, katanya, ukuran serta bahan yang digunakan ditentukan agar ada keseragaman.

Bahan yang digunakan, kata Sudiharti, harus menggunakan bahan baja agar tidak mudah terbakar, sedangkan untuk ketinggian lapaknya sekitar 2,7 meter.

Setelah semua kios dan los pedagang selesai dibuat, dia mempersilakan pedagang untuk menempati.

"Karena saat ini masih ada pedagang yang tengah menyelesaikan pembuatan kios maupun los, untuk sementara masih berjualan di pasar relokasi," ujarnya.

Ia berharap dalam waktu dua pekan sudah selesai sehingga bisa menempati bangunan pasar yang baru.

Mulyani, salah seorang pedagang Pasar Piji mengaku sudah mendapatkan nomor undian.

Saat ini, lanjut dia, dirinya belum bisa menempati bangunan baru tersebut karena masih menunggu pembuatan kios dengan biaya sendiri.

Ia berharap Dinas Perdagangan tidak mengizinkan pedagang lesehan masuk ke pasar karena mereka berpotensi merusak harga karena menjual dengan harga yang lebih murah.

"Pedagang yang sudah lama berjualan akhirnya mengalami kerugian karena pembeli lebih memilih membeli di pedagang lesehan dengan harga yang lebih murah," ujarnya.

Selain itu, dia meminta dibuatkan larangan berjualan di luar, terutama bagi pedagang yang mendapatkan tempat berjualan di dalam pasar.

"Jika dibiarkan, saya juga lebih memilih berjualan di luar karena lebih banyak pembelinya," ujarnya.

Selama berada di tempat relokasi, para pedagang mengeluhkan penurunan omzet penjualannya menyusul lokasi jualannya diserbu pedagang dadakan.

Pedagang dadakan tersebut memadati tepi jalan raya sehingga menghalangi pandangan pengunjung terhadap lokasi penampungan sementara pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Piji.

Taufiq, salah satu pedagang mengungkapkan keberadaan pedagang dadakan membuat pengunjung enggan masuk ke lokasi penampungan pedagang karena mereka lebih memilih transaksi di tepi jalan.

Pedagang yang berjualan di tepi jalan raya tersebut dipastikan juga bukan pedagang yang memiliki kios atau los jualan di Pasar Piji.

Jumlah pedagang di Pasar Piji totalnya sebanyak 1.187 pedagang, meliputi pedagang yang masih mengantongi izin pendasaran sebanyak 315 pedagang, selebihnya belum diketahui apakah masih menyimpan surat tersebut atau kiosnya dilimpahkan sanak keluarganya.

Jika ditambahkan dengan pedagang dadakan, maka ada penambahan sekitar 430-an pedagang.

Bangunan Pasar Piji yang dibangun dua lantai tersebut memiliki luas 13.500 meter persegi, sedangkan pengerjaannya tahun 2016 dengan anggaran hingga Rp22,4 miliar melalui dua tahap.

Tahap pertama dianggarkan Rp15,61 miliar dari Provinsi Jateng ditambah dari APBD Kudus sebesar Rp7,9 miliar.

Sementara tahap kedua pembangunan pasar tersebut untuk penambahan bangunan bagian belakang pasar terpaksa dianggarkan sendiri oleh Pemkab Kudus dengan dana sebesar Rp6,89 miliar, kemudian ada penambahan anggaran untuk pembuatan lantai.

 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024