Solo (Antaranews Jateng) - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti Kejuaraan Shell Eco-Marathon Asia 2018 yang dilaksanakan di Changi Exhibition Center Singapura pada tanggal 8-11 Maret 2018.
"Shell Eco-Marathon merupakan kompetisi yang disponsori oleh Shell untuk para pelajar atau mahasiswa di seluruh dunia, di mana para peserta harus membuat kendaraan dengan efisiensi bahan bakar sebesar-besarnya," kata General Manager Bengawan Team UNS Aulia Madjid di Solo, Senin.
Ia mengatakan beberapa kategori bahan bakar yang digunakan meliputi "internal combustion engine" (ICE), hydrogen, dan battery electric.
Untuk kompetisi tersebut, dikatakannya, dilakukan secara tahunan di Asia, Eropa, dan Amerika. Selanjutnya, pemenang dari masing-masing regional akan dikompetisikan dalam "Drivers? World Championship".
"Dari kami akan ada dua prototipe mobil yang diikutkan di kompetisi ini, yaitu prototipe berbahan bakar bensin dan solar," katanya.
Ia mengatakan konsep dari prototipe yang diikutsertakan tersebut bernama "urban concept", dimana masing prototipe ini adalah urban diesel dan urban gazoline.
"Tahun lalu kami berhasil meraih juara di kompetisi ini, jadi tahun ini kami ikut lagi," katanya.
Ia mengatakan ada dua mesin berbeda yang diaplikasikan pada prototipe tersebut, untuk prototipe berbahan bakar bensin, mesin yang dipakai adalah mesin Yamaha Z1.?Sedangkan untuk prototipe berbahan bakar solar, mesin yang digunakan adalah mesin yang biasa dipakai untuk pemotong rumput 150 cc.
Untuk mengaplikasi mesin tersebut, dikatakannya, membutuhkan waktu hingga satu tahun. Ia mengatakan untuk empat bulan pertama adalah proses membuat bodi awal.
"Untuk empat bulan kedua membuat chasis dan memasangnya ke bodi. Bahan untuk bodi dan chasis sendiri 100 persen dari karbon fiber," katanya.
Selanjutnya, dikatakannya, empat bulan terakhir digunakan untuk memasang mesin dan proses finishing. Ia mengatakan dari tes yang dilakukan, kedua mobil tersebut memiliki tingkat keiritan hingga 350 km/liter.
Sementara itu, Ravik Karsidi berharap tim UNS bisa meraih juara 1 setelah di tahun 2017?menempati posisi empat dalam kategori ICE, serta berhasil finish di posisi kedua di dalam Drivers? World Championship Asia 2017 yang kemudian membawa tim berkompetisi di Drivers? World Championship di London, Inggris.
"Untuk biaya akan ditanggung oleh UNS, ini untuk prestasi mahasiswa UNS," katanya.
"Shell Eco-Marathon merupakan kompetisi yang disponsori oleh Shell untuk para pelajar atau mahasiswa di seluruh dunia, di mana para peserta harus membuat kendaraan dengan efisiensi bahan bakar sebesar-besarnya," kata General Manager Bengawan Team UNS Aulia Madjid di Solo, Senin.
Ia mengatakan beberapa kategori bahan bakar yang digunakan meliputi "internal combustion engine" (ICE), hydrogen, dan battery electric.
Untuk kompetisi tersebut, dikatakannya, dilakukan secara tahunan di Asia, Eropa, dan Amerika. Selanjutnya, pemenang dari masing-masing regional akan dikompetisikan dalam "Drivers? World Championship".
"Dari kami akan ada dua prototipe mobil yang diikutkan di kompetisi ini, yaitu prototipe berbahan bakar bensin dan solar," katanya.
Ia mengatakan konsep dari prototipe yang diikutsertakan tersebut bernama "urban concept", dimana masing prototipe ini adalah urban diesel dan urban gazoline.
"Tahun lalu kami berhasil meraih juara di kompetisi ini, jadi tahun ini kami ikut lagi," katanya.
Ia mengatakan ada dua mesin berbeda yang diaplikasikan pada prototipe tersebut, untuk prototipe berbahan bakar bensin, mesin yang dipakai adalah mesin Yamaha Z1.?Sedangkan untuk prototipe berbahan bakar solar, mesin yang digunakan adalah mesin yang biasa dipakai untuk pemotong rumput 150 cc.
Untuk mengaplikasi mesin tersebut, dikatakannya, membutuhkan waktu hingga satu tahun. Ia mengatakan untuk empat bulan pertama adalah proses membuat bodi awal.
"Untuk empat bulan kedua membuat chasis dan memasangnya ke bodi. Bahan untuk bodi dan chasis sendiri 100 persen dari karbon fiber," katanya.
Selanjutnya, dikatakannya, empat bulan terakhir digunakan untuk memasang mesin dan proses finishing. Ia mengatakan dari tes yang dilakukan, kedua mobil tersebut memiliki tingkat keiritan hingga 350 km/liter.
Sementara itu, Ravik Karsidi berharap tim UNS bisa meraih juara 1 setelah di tahun 2017?menempati posisi empat dalam kategori ICE, serta berhasil finish di posisi kedua di dalam Drivers? World Championship Asia 2017 yang kemudian membawa tim berkompetisi di Drivers? World Championship di London, Inggris.
"Untuk biaya akan ditanggung oleh UNS, ini untuk prestasi mahasiswa UNS," katanya.