Solo (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, mengajak masyarakat berpesta Jenang Sala pada peringatan HUT ke-273 Kota Solo yang jatuh pada Sabtu.
"Semarak Jenang Sala merupakan bentuk `nguri-uri` budaya Jawa, khususnya budaya Kota Solo," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo di sela kegiatan yang dilaksanakan di Benteng Vastenburg Solo.
Ia mengatakan sebelum dibagikan kepada masyarakat, jenang (bubur) tersebut diarak dari Balai Kota Surakarta menuju ke Benteng Vastenburg.
Subagiyo mengatakan beberapa jenis jenang yang diarak dan dibagikan kepada masyarakat di antaranya jenang pati, jenang majemukan, jenang warni empat, jenang sengolo, jenang saloko, dan jenang kolep.
"Selain itu, juga ada jenang abang putih, jenang katul, jenang procot, jenang lemu mawi sambel goreng, jenang sepasaran, jenang timbul, jenang ngangrang, jenang taming, jenang sumsum, jenang grendul, dan jenang lahan. Tepatnya ada 17 jenang yang kami sediakan," katanya.
Ia mengatakan untuk masing-masing jenang ini memiliki makna yang berbeda-beda, salah satunya adalah jenang procot bermakna mendoakan ibu hamil untuk lancar melahirkan.
"Kalau jenang lemu mawi sambel goreng artinya membangun semangat baru berkehidupan," katanya.
Ia mengatakan pada kegiatan tersebut Pemkot Surakarta membagikan 27.300 takir jenang kepada masyarakat secara gratis.
"Tepatnya ada 273 stan dan masing-masing stan ada 100 takir jenang. Itu semua gratis untuk masyarakat yang hadir di sini. Prosesi pembagian gratis itu bernama Kembul Bujana," katanya.
Salah satu warga, Santi Sukmana, mengatakan senang dengan acara tersebut. Selain ingin mencicipi jenang yang dibagikan, ia yang datang bersama temannya mengaku ingin melihat arak-arakan tersebut.
"Saya tadi makan jenang abang putih, rasanya enak," katanya.
"Semarak Jenang Sala merupakan bentuk `nguri-uri` budaya Jawa, khususnya budaya Kota Solo," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo di sela kegiatan yang dilaksanakan di Benteng Vastenburg Solo.
Ia mengatakan sebelum dibagikan kepada masyarakat, jenang (bubur) tersebut diarak dari Balai Kota Surakarta menuju ke Benteng Vastenburg.
Subagiyo mengatakan beberapa jenis jenang yang diarak dan dibagikan kepada masyarakat di antaranya jenang pati, jenang majemukan, jenang warni empat, jenang sengolo, jenang saloko, dan jenang kolep.
"Selain itu, juga ada jenang abang putih, jenang katul, jenang procot, jenang lemu mawi sambel goreng, jenang sepasaran, jenang timbul, jenang ngangrang, jenang taming, jenang sumsum, jenang grendul, dan jenang lahan. Tepatnya ada 17 jenang yang kami sediakan," katanya.
Ia mengatakan untuk masing-masing jenang ini memiliki makna yang berbeda-beda, salah satunya adalah jenang procot bermakna mendoakan ibu hamil untuk lancar melahirkan.
"Kalau jenang lemu mawi sambel goreng artinya membangun semangat baru berkehidupan," katanya.
Ia mengatakan pada kegiatan tersebut Pemkot Surakarta membagikan 27.300 takir jenang kepada masyarakat secara gratis.
"Tepatnya ada 273 stan dan masing-masing stan ada 100 takir jenang. Itu semua gratis untuk masyarakat yang hadir di sini. Prosesi pembagian gratis itu bernama Kembul Bujana," katanya.
Salah satu warga, Santi Sukmana, mengatakan senang dengan acara tersebut. Selain ingin mencicipi jenang yang dibagikan, ia yang datang bersama temannya mengaku ingin melihat arak-arakan tersebut.
"Saya tadi makan jenang abang putih, rasanya enak," katanya.