Pekalongan (Antaranews Jateng) - Aktivitas lelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kini lumpuh karena tidak ada satu pun kapal nelayan yang membongkar hasil tangkapan.

Kepala TPI Kota Pekalongan, Sugiyo di Pekalongan, Sabtu mengatakan bahwa kondisi cuaca yang cukup ekstrem dan gelombang tinggi di laut mengakibatkan banyak nelayan yang berhenti mencari ikan di laut.

"Hingga sepekan terakhir ini aktivitas lelang ikan di TPI lumpuh, bahkan kondisi semacam itu sudah mulai terjadi sejak awal Pebruari 2018," ucapnya.

Menurut dia, sepinya aktivitas lelang ikan ini selain karena pengaruh cuaca ekstrem juga terjadinya pendangkalan endapan lumpur di sekitar pelabuhan TPI sehingga kapal kesulitan berlabuh.

Sesuai rencana, kata dia, Pelabuhan Perikanan Nasional Pekalongan (PPNP) akan mengeruk lumpur maupun sampah yang mengendap di pelabuhan TPI karena pengerukan juga harus memperhatikan kondisi cuaca di laut.

Ia mengatakan meski aktivitas lelang ikan kini lumpuh namun ketersediaan ikan masih relatif cukup untuk kebutuhan konsumsi masyarakat setempat.

"Kami memiliki tempat pendingin untuk menyimpan ikan sehingga ketersediaan ikan yang kini masih tersimpan sebanyak 2 ribu ton ikan masih cukup memenuhi kebutuhn masyarakat," katanya.

Hanya saja, kata dia, dengan adanya pengaruh cuaca buruk yang berdampak nelayan tidak melaut maka menyebabkan harga ikan naik ikut naik, seperti tongkol semula Rp19 ribu per kilogram naik menjadi Rp21 ribu/ kilogram dan layang semula Rp18 ribu naik Rp21 ibu/ kilogram.

Ia mengatakan aktivitas lelang ikan diperkirakan akan mulai ramai pada awal Maret 2018 karena berdasar informasi, nelayan yang sudah terlanjur melaut kini sedang berlindung di pulau terdekat atau pelabuhan sambil menunggu kondisi cuaca ekstrem mereda.

"Oleh karena, keterkait target pendapatan asili daerah (PAD) 2018 dari sektor perikan TPI, kami belum bisa memastikan apakah bisa tercapai atau tidak. Akan tetapi yang jelas, target PAD sebesar Rp6 miliar itu bisa mulai dapat ditentukan pada April mendatang," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024