Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan tidak akan melakukan penggusuran pedagang kaki lima (PKL) di Taman Keluarga Berencana (KB) Semarang, melainkan hanya melakukan penataan.

"Untuk kawan-kawan PKL Taman KB, saya cuma menyarankan begini. Kayaknya kok ada yang tunggangi ya, wong sudah dikomunikasikan sama Dinas Perdagangan, termasuk Bu Wakil Wali Kota," katanya di Semarang, Senin.

Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan itu menanggapi aksi unjuk rasa memprotes rencana relokasi sementara yang dilakukan PKL Taman KB Semarnag di depan Kantor Balai Kota Semarang.

Saat ini, tengah berlangsung renovasi Taman KB Semarang menjadi Taman Indonesia Kaya yang mengharuskan pedagang untuk pindah sementara karena akan dibangun "shelter" yang lebih bagus untuk pedagang.

Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu menilai aksi unjuk rasa yang dilakukan pedagang di Taman KB atau disebut juga Taman Menteri Supeno seperti ditunggangi pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Mereka tidak kami gusur kok. Mereka hanya kami pindahkan ke situ (sekitar Sekolah Menengah Negeri 7 Semarang), kenapa harus dipersoalkan? Ini kan penataan agar taman jadi lebih bagus," katanya.

Ia menegaskan tidak akan ada penggusuran terhadap PKL, tetapi hanya memindahkan mereka sementara sekitar 100 meter dari tempat mereka berjualan semula di Taman KB Semarang, yakni di sekitar SMKN 7 Semarang.

"Taman ini (Taman KB, red.) mau ditata lebih bagus. Kalau tamannya bagus, ada konsep acara rutin di tiap minggu. Harapannya, banyak orang yang datang dan kalau mereka butuh makan-minum, ada PKL," katanya.

Namun, Hendi menilai sepertinya ada yang sengaja membuat isu pemerintah akan melakukan penggusuran terhadap PKL, padahal sudah disampaikan Dinas Perdagangan dan Wawali Semarang bahwa tidak ada penggusuran.

Selain itu, ia membantah bahwa tidak ada sosialisasi atas rencana renovasi Taman KB dan relokasi PKL, sebab pertemuan dan sosialisasi sudah dilakukan dua sampai tiga kali dengan para pedagang.

"Terus terang, hari ini saya enggak mau menemui (unjuk rasa, red.). Tetapi, kalau ada warga mau audiensi dengan Wali Kota, mau menyampaikan aspirasi, silakan datang ke kantor. Enggak perlu demo-demo," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto menyampaikan para PKL Taman KB harus segera mengosongkan "shelter" yang mereka tempati maksimal pada awal Februari 2018 untuk sementara waktu.

"`Shelter` akan dibongkar pada minggu pertama Februari 2018. Makanya, kami minta mereka segera mengosongkan `shelter` sebelum pembongkaran. Tempat relokasinya sementara di tepi jalan sekitar Taman KB," katanya.

Namun, kata Fajar, keberadaan mereka dipindahkan berjualan di tepi jalan sekitar Taman KB Semarang hanya sebentar karena setelah Taman Indonesia Kaya selesai mereka bisa berjualan lagi di tempat lama.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024