Solo (Antaranews Jateng) - PT PLN (Persero) akan mengembangkan penggunaan kompor induksi di kalangan masyarakat umum untuk meningkatkan konsumsi listrik oleh konsumen.

"Belum lama ini kami diundang oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (DPPKAD), kami diminta untuk meningkatkan PAD," kata Manager PLN Area Distribusi Surakarta Mundhakir di Solo, Selasa.

Ia mengatakan selama ini kontribusi PLN dalam peningkatan PAD berasal dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ).

"Oleh karena itu, kami berupaya mencari cara lain untuk meningkatkan pemakaian energi listrik, salah satunya dengan menerapkan kompor listrik ini," katanya.

Mengenai konsumsi kompor listrik terhadap pengeluaran sehari-hari masyarakat, ia mengklaim jauh lebih murah dibandingkan jika menggunakan kompor berbahan bakar gas.

"Berdasarkan hitungan, kami mengambil contoh ketika memasak air, jika menggunakan kompor gas maka membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk mendidih. Dengan perhitungan waktu tersebut, jika asumsi harga elpiji 3 kg adalah Rp20.000/tabung maka ongkos yang dikeluarkan untuk mendidihkan air tersebut yaitu sekitar Rp324,39," katanya.

Sedangkan jika menggunakan kompor induksi, dikatakannya, waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan air sekitar 4,52 menit. Menurut dia, dengan kekuatan yang terbaca 1.420 watt, meteran terbaca 0.115 kw/jam dan tarif PLN saat ini Rp1.467,28, artinya pengeluarannya jauh lebih rendah, yaitu Rp168,74.

"Melihat keunggulan ini, kami ingin kompor induksi ini populer di kalangan masyarakat. Selain itu, juga ada keunggulan lain, di antaranya lebih modern dan lebih aman," katanya.

Ia mengatakan mengenai keamanannya tersebut, pada proses memasak menggunakan kompor listrik tidak ada api yang membara sehingga ancaman kebakaran dari kompor tidak ada. Selain itu juga bersih karena tidak ada kotoran jelaga yang muncul dan kecepatan memasaknya dapat disetel sesuai dengan kebutuhan.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024