Pati (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivre II Pati, Jawa Tengah, menargetkan pada tahun 2018 bisa melakukan penyerapan beras petani sebanyak 100.000 ton atau lebih rendah dibandingkan dengan penyerapan tahun sebelumnya.

"Kami akan berupaya maksimal bisa memenuhi target penyerapan beras sebanyak itu," kata Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Muhammad Taufiq di Pati, Senin.

Ia mengakui, target penyerapan beras pada tahun 2017 sebanyak 102.000 ton memang hanya terealisasi 75 persen.

Meskipun demikian, dia optimistis, untuk tahun ini bisa mencapai target penyerapan.

Terkait jumlah mitra, kata dia, untuk saat ini belum menjalin kerja sama karena masih menunggu keputusan soal harga pokok pembelian (HPP).

"Kalaupun kami melakukan penyerapan saat ini, tentunya menggunakan HPP lama," ujarnya.

Sesuai dengan Inpres nomor 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah yang merupakan inpres terakhir soal HPP gabah dan beras, HPP untuk GKP ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogramnya, sedangkan untuk gabah kering panen sebesar Rp4.600/kg dan beras sebesar Rp7.300/kg.

Sementara untuk stok beras yang tersimpan di gudang Bulog sebanyak 19.000 ton setara beras.

Jumlah beras sebanyak itu, kata Taufiq, bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama tiga bulan.

"Sebelum stok beras habis, tentunya kami sudah melakukan penyerapan beras petani karena saat ini hingga beberapa bulan ke depan saatnya musim panen," ujarnya.

Sementara harga jual gabah di tingkat petani untuk saat ini masih cuku tinggi, karena mencapai Rp5.000 lebih untuk per kilogramnya, sedangkan harga jual beras di pasaran untuk jenis SS biasa atau jenis IR-64 mencapai Rp11.500/kg. ***3***

(U.KR-AN/B/I007/I007) 22-01-2018 19:19:14

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024