Solo (Antaranews Jateng) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Subdivisi Regional Surakarta menargetkan penyerapan sebesar 85.000 ton beras pada tahun ini.

"Harapannya bisa tercapai seiring dengan mendekatinya musim panen pada tahun ini," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Surakarta Titov Agus Sabela di Solo, Selasa.

Ia memperkirakan pada tahun ini panen di wilayah Soloraya akan mulai minggu kedua Februari. Saat puncak panen, diperkirakan volume serapan bisa sebanyak 2.000 ton per hari.

Masih sama dengan tahun lalu, pada tahun ini pembelian harga beras dan gabah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, yaitu untuk beras harga pembelian pemerintah (HPP) di angka Rp7.300,00/kg, sedangkan gabah Rp3.700,00/kg.

Ia mengatakan bahwa target serapan pada tahun ini jauh di bawah target tahun lalu, yaitu 114.000 ton. Meski lebih tinggi, realisasi penyerapan pada tahun lalu hanya 67 persen atau setara dengan 76.380 ton.

Terkait dengan tidak terpenuhinya target serapan pada tahun lalu, menurut dia, karena harga dari petani cenderung tinggi sehingga Bulog tidak bisa membelinya sesuai dengan HPP.

"Kalau mengenai penurunan target pada tahun ini kami tidak tahu alasannya karena ini pusat yang menentukan," katanya.

Hingga saat ini, ketersediaan beras di Gudang Bulog mencapai sekitar 13.500 ton atau cukup untuk kebutuhan hingga Maret 2018.

Ia mengatakan bahwa ketersediaan itu bukan hanya untuk kebutuhan di Soloraya, melainkan untuk mobilisasi nasional.

Menurut dia, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengirimkan sebanyak 1.000 ton beras ke DIY.

"Untuk kegiatan mobilisasi nasional, memang aktif kami lakukan karena Soloraya termasuk lumbung padi nasional. Pada tahun lalu, total sebanyak 16.000 ton yang kami salurkan ke provinsi lain, di antaranya ke Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan DKI Jakarta," katanya.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024