Batang (Antaranews Jateng) - Bupati Batang, Jawa Tengah, Wihaji mengajak para petani mengembangkan tanaman hortikultura dan memanfaatkan lahan yang ada karena prospeknya cukup bagus dengan biaya penanaman relatif cukup murah.

"Mari kita kembangkan tanaman holtikultura karena prospek ke depannya sangat bagus dan biaya yang dikeluarkanya pun termasuk terjangkau," katanya saat acara penanaman perdana bibit cabai keriting bersama kelompok petani holtikultura di Kecamatan Bawang, Batang, Kamis.

Selain itu, ia mengimbau kepada para petani untuk tidak hanya menanam padi di setiap tahunnya melainkan juga menanam tanaman holtikultura.

"Dengan melalui langkah disersifikasi pertanian (penganekaragaman jenis tanaman pertanian, red.) diharapkan pendapatan para petani dapat meningkat," katanya.

Ia mengatakan saat ini lahan pertanian secara perlahan mulai beralih fungsi menjadi perkebunan dan tempat usaha karena minat generasi muda mengelola pertanian masih rendah.

Oleh karena, kata dia, untuk meningkatkan minat generasi muda pada dunia pertanian, pemkab akan mengambil mengambil beberapa langkah seperti mengadakan pelatihan di bidang pertanian.

"Ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama agar bagaimana generasi ke depan mau terjun di bidang pertanian untuk meneruskannya," katanya.

Ketua kelompok Petani Holtikultura Batang, Nurkholis mengatakan pada gerakan pertanian hortilkurtura khususnya cabai keriting telah menyiapkan lahan seluas 100 hektare yang dikelola oleh 50 kelompok petani.

"Kami memperkirakan dengan lahan 100 hektare tanaman cabai keriting mampu menghasilkan 600 ton hingga 800 ton per panen yaitu antara 3 bulan," katanya.

Ia mengatakan kelompok petani holtikultura berencana mengembangkan tanaman cabai keriting, bawang merah dan jenis sayuran lainnya seluas 500 hektare .

"Saat ini, kami sudah menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan untuk sistem pemasarannya. Wilayah Jakarta dan Kalimantan menjadi pasar utama cabai keriting selain pasar daerah," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024