Semarang, (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diingatkan janji-janji kampanyenya saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng 2013 saat bertemu dengan para profesor Universitas Diponegoro Semarang.

Pertemuan itu terangkum dalam "Diskusi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng 2018" di Ruang Sidang Rektor Undip, Semarang, Jumat, dihadiri para profesor dan akademisi dari berbagai fakultas di Undip.

Para guru besar dan akademisi yang hadir memberikan berbagai kritik atas kepemimpinan Ganjar selama satu periode ini, sekaligus masukan jika politikus PDI Perjuangan itu diberi kesempatan memimpin satu periode kembali.

Berbagai kritik disampaikan jajaran akademisi terkait program Ganjar, dan ada pula yang secara eksplisit mengingatkan janji yang disampaikan saat Pilgub Jateng 2013, sebagaimana disampaikan M Adnan dari FISIP Undip.

Adnan yang juga mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng itu mengingatkan bahwa dalam ajaran agama Islam janji merupakan utang yang harus dilunasi atau dibayar, termasuk juga janji politik.

"Pak Ganjar, apa yang pernah dijanjikan sudah berhasil dibayar semua apa ada yang belum? Kalau ada yang belum bagaimana? Sebab, kalau ada calon (dicalonkan, red.) lagi akan terbebani janji sebelumnya," kata Adnan.

Tak hanya itu, Adnan juga mengkhawatirkan dampak pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan, termasuk jalan tol yang melewati Jateng yang bakal mematikan usaha kecil dan menengah (UKM) di jalur Pantura Jateng.

"Saya bayangkan di `rest-rest area` jalan tol ada tempat souvenir atau kuliner khas daerah, tetapi yang ada ternyata `Starbucks` dan sebagainya. Bagaimana dengan UKM? `Rest area` semestinya diisi oleh UKM-UKM khas daerah," katanya.

Dari pandangan ekonomi, Ekonom Undip Prof FX Sugiyanto mempertanyakan kebijakan Ganjar terkait investasi pabrik semen, dan banyak pula kritik dari sektor lain, seperti pertanian dengan semakin menyusutnya lahan pertanian.

Ganjar Pranowo menjawab secara diplomatis bahwa banyak program yang sudah dilakukannya selama satu periode memimpin Jateng, dan mempersilakan Undip untuk menguji mana program yang sudah dicapai dan yang belum.

"Saya datang ke sini sebagai pribadi yang pengumumannya (rekomendasi, red.) kemarin mundur. Artinya, kan belum `cetho` (jelas). Makanya, sebenarnya, saya lebih suka (berdiskusi, red.) kalau sudah ada penetapan calon," katanya.

Mengenai kekhawatiran matinya UKM dengan adanya jalur tol yang membuat kendaraan tak lagi lewat jalur lama, ia mengatakan sudah menerima keluhan dari UKM, seperti dari Brebes yang khas dengan telur asin dan Salatiga.

"Apa di Salatiga tidak ada wali kotanya? Kalau hanya dengan infrastruktur tol kemudian takut UKM mati dan merengek, apa fungsi pemerintahan? Untuk UKM sudah diberikan jatah 30 persen di `rest-rest area` jalan tol," katanya.

Menjawab isu semen, Ganjar mengatakan selama ini selalu konsisten dengan kebijakan yang sudah diambil, termasuk menunggu hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dari pusat dengan tidak memperbolehkan dulu penambangan.

Sebelumnya, bakal calon gubernur Jateng Sudirman Said juga berkesempatan melakukan diskusi serupa dengan jajaran guru besar Undip, Rabu (3/1), dengan memaparkan berbagai visi dan misinya memimpin Jateng ke depan.

"Kehadiran Pak Ganjar di Undip bukan bentuk keberpihakan pada salah satu calon. Kemarin, kan Pak Sudirman Said (datang ke Undip, red.), sekarang Pak Ganjar," kata Ketua Senat Akademik Undip Prof Sunarso.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024