Ambarawa, ANTARA JATENG - Kementerian Pertanian memastikan stok beras secara nasional aman hingga lima bulan ke depan didukung dengan adanya panen raya di sejumlah daerah.

"Kami cermati stok beras sampai April 2018 tersedia. Apalagi, Jawa Tengah, sampai lima bulan ke depan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) Kementan Monon Rusmono, di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Selasa.

Hal itu diungkapkannya di sela panen raya di Desa Pojoksari, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang memiliki luas lahan sekitar 142 hektare.

Momon mengatakan biasanya pada bulan Desember terjadi paceklik yang menyulitkan panen, tetapi di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Semarang mengalami panen besar.

"Alhamdulillah, saya gembira karena bulan Desember yang biasanya paceklik, ternyata di Kabupaten Semarang ada panen," katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun, ada 3.000 ha lahan yang panen di Kabupaten Semarang selama Desember, khusus di Kecamatan Ambarawa ada 350 hektare, termasuk di Desa Pojoksari seluas 142 ha.

"Ini menunjukkan secara sederhana, misalnya, untuk Kabupaten Semarang ada 3.000 ha. Setiap satu ha menghasilkan hampir tujuh ton, dikali 3.000, hasilnya sekitar 21 ribu ton gabah kering panen," katanya.

Jika dikonversi menjadi beras, kata dia, menghasilkan sekitar 10-11 ribu ton, sementara jumlah penduduk di Kabupaten Semarang mencapai 1,1 juta jiwa dengan kebutuhan rata-rata 10.500 ton.

"Artinya, kebutuhan untuk masyarakat Kabupaten Semarang dari hasil panen Desember ini mencukupi. Padahal, biasanya paceklik. Tidak perlu mendatangkan dari kabupaten lain karena sudah mencukupi," katanya.

Menurut dia, secara umum di Jateng, termasuk Kabupaten Semarang masih mencukupi kebutuhan dan ketersediaan berasnya, termasuk tidak adanya gejolak harga beras di pasaran.

"Kemudian, secara nasional untuk Desember 2017 luasan panen berada di lahan seluas satu juta ha yang jika dikonversi menghasilkan enam juta ton gabah kering panen," katanya.

Apabila dikonversi menjadi beras, kata dia, menghasilkan sekitar tiga juta ton, sementara konsumsi beras secara nasional untuk Desember 2017 sekitar 2,6 juta ton.

"Untuk November-Desember 2017, kami cek data memang bisa nanam di atas satu juta ha yang biasanya musim paceklik. Ini memang karena ada upaya-upaya dari pemerintah," katanya.

Antara lain, Momon menyebutkan rehabilitasi jaringan irigasi, perluasan dan optimasi lahan, bantuan benih dan bibit, serta mekanisasi, disertai dengan pengawalan, pendampingan, dan penyuluhan.

Sementara itu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng Harwanto mengakui keberhasilan panen di Kabupaten Semarang itu salah satunya karena menggunakan varietas padi Sri Makmur.

"Sri Makmur ini merupakan varietas lokal, `local wisdom`. Kami lakukan komunikasi dengan petani dan kelompok tani, varietas Sri Makmur ini mirip dengan Membramo atau IR 64," katanya.

Diakuinya, varietas Sri Makmur itu sudah menjadi favorit petani di Kabupaten Semarang karena berbagai keunggulannya, seperti serangan wereng nol persen dan hasilnya yang luar biasa sampai tujuh ton/ha. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024