Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta keberadaan "shelter" pedagang kaki lima di daerah ini ditambah, seperti "Shelter" PKL Kuliner Batan Miroto dan Simpang Lima Semarang.
"Seperti PKL-PKL di Kembangarum ini kelihatan enggak rapi. Padahal, lokasinya strategis. Harusnya dikelola dan ditata dengan rapi jadi shelter," katanya, saat berkeliling di wilayah Kembangarum, Semarang, Jumat.
Saat berkeliling, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi terhenti melihat beberapa petak lapak PKL persis di belakang Swalayan Ramai, Semarang Barat, yang kondisinya terkesan lusuh dan kumuh dengan spanduk-spanduk bekas.
Didampingi Sekretaris Daerah Kota Semarang Adi Trihananto, politikus PDI Perjuangan itu langsung menegur Camat Semarang Barat Sumarjo dengan kondisi lapak-lapak PKL yang terlihat kumuh dengan spanduk-spanduk lusuh.
"Lokasi ini sangat strategis. Sayangnya belum dikelola dengan baik dan benar," katanya, sembari menunjuk beberapa petak lapak PKL yang dihiasi dengan bermacam spanduk bekas yang membuat lingkungan terlihat kumuh.
Menurut dia, kestrategisan lokasi tersebut ditunjukkan dengan dekatnya akses ke jalur utama dan berada tepat di belakang swalayan yang memiliki banyak karyawan yang ketika istirahat pasti menikmati sajian di tempat itu.
Keberadaan warung-wrung kecil yang berjejer di belakang swalayan itu, kata dia, harus ditata secara rapi dan baik agar masyarakat, termasuk karyawan swalayan semakin nyaman untuk menikmati sajian kuliner yang dihidangkan.
"Strategis memang. Kenapa? Di sini mayoritas karyawan Swalayan Ramai menikmati sajian dan jajanan yang disajikan warung-warung PKL. Kalau sudah ditata bagus, rapi, dan bersih kan semakin banyak yang datang," katanya.
Hendi berinisiatif untuk mencontoh dua shelter PKL yang sudah jadi, yakni Shelter Batan Miroto dan Shelter Simpang Lima yang kini sudah bisa rapi, bersih, dan nyaman untuk diterapkan pada PKL kuliner di Kembangarum itu.
Banyaknya warung atau PKL kuliner, kata dia, bisa dikelola dengan baik dan dibuatkan semacam tempat yang rapi dan menyatu agar terlihat indah, bersih, dan rapi jika dipandang, apalagi yang dijual adalah kuliner.
"Saya akan minta Pak Fajar (Kepala Dinas Perdagangan) untuk membuat DED (detail engineering design) yang bisa menampung PKL kuliner di sini agar tertata rapi dan enak dipandang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
"Seperti PKL-PKL di Kembangarum ini kelihatan enggak rapi. Padahal, lokasinya strategis. Harusnya dikelola dan ditata dengan rapi jadi shelter," katanya, saat berkeliling di wilayah Kembangarum, Semarang, Jumat.
Saat berkeliling, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi terhenti melihat beberapa petak lapak PKL persis di belakang Swalayan Ramai, Semarang Barat, yang kondisinya terkesan lusuh dan kumuh dengan spanduk-spanduk bekas.
Didampingi Sekretaris Daerah Kota Semarang Adi Trihananto, politikus PDI Perjuangan itu langsung menegur Camat Semarang Barat Sumarjo dengan kondisi lapak-lapak PKL yang terlihat kumuh dengan spanduk-spanduk lusuh.
"Lokasi ini sangat strategis. Sayangnya belum dikelola dengan baik dan benar," katanya, sembari menunjuk beberapa petak lapak PKL yang dihiasi dengan bermacam spanduk bekas yang membuat lingkungan terlihat kumuh.
Menurut dia, kestrategisan lokasi tersebut ditunjukkan dengan dekatnya akses ke jalur utama dan berada tepat di belakang swalayan yang memiliki banyak karyawan yang ketika istirahat pasti menikmati sajian di tempat itu.
Keberadaan warung-wrung kecil yang berjejer di belakang swalayan itu, kata dia, harus ditata secara rapi dan baik agar masyarakat, termasuk karyawan swalayan semakin nyaman untuk menikmati sajian kuliner yang dihidangkan.
"Strategis memang. Kenapa? Di sini mayoritas karyawan Swalayan Ramai menikmati sajian dan jajanan yang disajikan warung-warung PKL. Kalau sudah ditata bagus, rapi, dan bersih kan semakin banyak yang datang," katanya.
Hendi berinisiatif untuk mencontoh dua shelter PKL yang sudah jadi, yakni Shelter Batan Miroto dan Shelter Simpang Lima yang kini sudah bisa rapi, bersih, dan nyaman untuk diterapkan pada PKL kuliner di Kembangarum itu.
Banyaknya warung atau PKL kuliner, kata dia, bisa dikelola dengan baik dan dibuatkan semacam tempat yang rapi dan menyatu agar terlihat indah, bersih, dan rapi jika dipandang, apalagi yang dijual adalah kuliner.
"Saya akan minta Pak Fajar (Kepala Dinas Perdagangan) untuk membuat DED (detail engineering design) yang bisa menampung PKL kuliner di sini agar tertata rapi dan enak dipandang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.