Pekalogan, ANTARA JATENG - Jumlah instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sampai saat ini sedikit karena kesadaran pemilik perusahaan atau industri membangun IPAL di Kota Batik ini masih rendah.

Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Erwan Kurniawan di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa keberadaan instalasi pengolahan air limbah belum bisa sepenuhnya menangani limbah yang dihasilkan oleh beberapa industri.

"Meski saat ini sudah ada sejumlah industri besar tetapi hanya sedikit yang memiliki IPAL secara mandiri sehingga tingkat pencemaran limbah sudah cukup besar," katanya.

Menurut dia, saat ini di Kota Pekalongan hanya ada tiga IPAL komunal dan 80 IPAL industri kecil sehingga kondisi itu belum seimbang dengan jumlah perusahaan yang ada di daerah itu yang diperkirakan mencapai ratusan industri besar atau home industri.

"Boleh dikatakan jumlah IPAL yang ada di Kota Pekalongan belum ideal untuk menangani sisa limbah pabrik atai industri," katanya.

Menurut dia, saat ini baru sekitar 40 persen industri yang mengolah limbahnya pada instalasi pengolahan air limbah skala kecil maupun besar.

Adapun limbah yang dihasilkan oleh industri, kata dia, cukup banyak yaitu mencapai sekitar 4.500 meter kubik per hari.

Ia mengatakan produksi limbah tersebut selain dihasilkan oleh industri di Kota Pekalongan, juga kiriman sisa limbah pabrik dari daerah tetangga, yaitu Kabupaten Pekalongan.

"Kami berharap pada pemilik industri memiliki kesadaran bisa ikut bertanggung jawab dengan mengolah limbah dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024