Sukoharjo, ANTARA JATENG - "Indonesian Young Health Professionals Society" (IYHPS) berkolaborasi dengan Universitas Negeri Sebelas Maret menjadi tuan rumah "Asia Pacific Interprofessional Education and Collaboration" (APIPEC) 2017 di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat.

Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan perdana konferensi APIPEC tersebut didukung oleh negara-negara Asia Pasifik antara lain Singapura, Thailand, Hong Kong, Jepang, Filipina, Malaysia, Nepal, dan Bangladesh.

Konferensi APIPEC yang digelar di Hotel Best Western Premier Solo Baru Sukoharjo tersebut dibuka oleh Wakil Komite bersama/Staf khusus Menkes Bidang Pelayanan Kesehatan Prof. Akmal Taher yang didampingi sekretaris komite bersama atau Sekretaris Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Prof John Henry dan Dekan Fakultas Kedokteran UNS Prof Hartono.

Menurut Ketua Umum IYHPS dokter Daniel Kambey konferensi APIPEC merupakan sebuah wadah kolaborasi bagi pratisi, akademisi, peneliti, pemangku kepentingan, dan pemangku kebijakan bidang kesehatan dari berbagai negara Asia Pasifik. Mereka untuk berbagi ide dan pengalaman pengembangan pendidikan serta praktik kolaborasi interprofesi kesehatan.

Menurut Daniel bagi Indonesia konferensi yang pertama APIPEC ini, akan menjaid batu loncatan untuk mengembangkan pusat pendidikan interprofesi dan praktik kolaborasi kesehatan di Indonesia. Selain itu, melalui forum ini akan disepakati pembentukan jejaring pendidikan interprofesi dan praktik kolaborasi kesehatan di wilayah Asia Pasifik (APIPEC Network).

Dia mengatakan melihat fungsi strategis dari forum tersebut, komite bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Kesehatan juga mendukung pelaksanaan konfrensi APIPEC dengan melibatkan anggota Komite Bersama, termasuk para direktur Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri.

Menurut dia diharapkan pendidikan interprofesi dapat mendorong omplementasi praktik kolaborasi kesehatan antara tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, ahli gizi, , ahli kesehatan masyarakat, apoteker, dan bidang kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan mengutamakan keselamatan pasien.

Dengan kolaborasi tersebut, kata dia, diharapkan terjadi "resource sharing" , yang pada akhirnya dapat menin gkatan efektivitas dalam baik proses pendidikan maupun pelayanan kesehatan.

"Pembicara dalam konfrensi perdana APIPEC ini, merupakan pakar IPE dari berbagai negara antara lain Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan perwakilan Kemenristekdikti, serta Kemenkes," katanya.

Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kualitas pelayanan ksehatan di samping ditentukan oleh infrastruktur, sarana prasarana, juga ditentukan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Kerja sama saling pengertian antar profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan tersebut memegang peranan penting dalam menjaga mutu pelayanan kesehatan.

"Kerja sama dan saling pengertian ini mudah terbentuk apabila dilatih dan diajarkan sejak di bangku perkuliahan. Di sinilah peran penting dari Fakultas Kedokteran di dalam mengimplementasikan Inter-Professional Education (IPE)," katanya.

Prof Hartono berharap penyelenggaraan APIPEC dapat mendorong pengembangan kurikulum IPE pada penidikan tinggi bidang kesehatan di Indonesia.


Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024