Cilacap, ANTARA JATENG - Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, memberikan pelatihan membuat bank sayur dan olahan makanan bergizi bagi enam kelompok wanita tani di sekitar operasional kilang.

"Pelatihan ini diberikan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina Sehati, Sehat Ibu dan Anak Tercinta," kata General Manager Pertamina RU IV Cilacap Dadi Sugiana usai pembukaan pelatihan di Gedung Patra Graha, Cilacap, Selasa.

Ia mengatakan pelatihan merupakan bentuk kepedulian Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Cilacap terhadap kesehatan serta kebutuhan gizi bagi ibu maupun anak.

Menurut dia, hal itu dilatarbelakangi oleh angka kematian bayi dan anak di Indonesia yang masih menempati peringkat keempat di antara negara-negara ASEAN meskipun sebenarnya cenderung menurun.

Dalam hal ini, kata dia, posisi Indonesia masih lebih baik dari Laos dan Kamboja.

"Namun dalam empat tahun terakhir ini melambat. Angka kematian bayi dan anak di Indonesia saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup, ini susah untuk turun ke 200," katanya.

Sementara angka kematian bayi dan anak di Jawa Tengah, kata dia, menempati posisi kedua di Indonesia meskipun masih sebesar 30 per 1.000 kelahiran hidup.

Ia mengatakan berdasarkan kajian organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) hampir 50 persen kematian itu disebabkan oleh masalah gizi yang buruk bagi ibu dan anak.

"Oleh karena itu, Pertamina menginisiasi pelatihan membuat bank sayur dan olahan makanan bergizi guna menanggulangi permasalahan tersebut. Tidak hanya untuk ibu dan anak tetapi keluarga juga," katanya.

Dadi mengatakan pelatihan membuat bank sayur ditujukan untuk menyehatkan seluruh keluarga, sedangkan pelatihan membuat olahan makanan bergizi ditujukan untuk kesehatan ibu dan anak.

Menurut dia, selama ini pemberian makanan sering kali terbalik di mana yang seharusnya mendapatkan asupan gizi tinggi adalah ibu dan anak tetapi justru dimakan oleh bapaknya yang telah terkena kolesterol tinggi.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap H. Marwoto mengatakan angka kematian ibu melahirkan di Cilacap hingga saat ini sebanyak 11 kasus dari 30.000 kehamilan.

"Target kami pada tahun 2017 maksimal 13 kasus, mudah-mudahan bisa tercapai. Tahun 2016 ada 25 kasus," katanya.

Menurut dia, angka kematian tersebut didominasi kasus pendarahan dan keracunan kehamilan. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024