Solo, ANTARA JATENG - Realisasi pengadaan beras yang dilakukan Bulog Surakarta, Jawa Tengah, hingga 10 Oktober 2017 mencapai sekitar 55,06 persen dari target tahun ini sebanyak 114 ribu ton setara beras.

"Realisasi pengadaan dengan menyerap gabah hasil panen petani hingga sekarang mencapai 62.767 ton setara beras atau sekitar 55,06 persen dari target tahun ini," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Titov Agus Sabelia di Solo, Selasa.

Titov mengatakan Bulog masih terus melakukan penyerapan meski kondisi di lapangan stok gabah sudah mulai menurun baik di tingkat petani maupun tempat penggilingan padi.

Bahkan, Bulog dari hasil pantauan harga gabah kering panen dan gabah kering giling di pasaran juga sudah di atas harga pembelian pemerintah (HPP) termasuk beras baik kualitas medium mau premium.

Kendati demikian, pihaknya tetap optimistis target pengadaan 114 ribu ton setara beras akan tercapai hingga akhir Desember 2017.

"Stok kami masih aman yakni sebanyak 34.715 ton setara beras atau cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga lima setengah bulan ke depan," kata Titov.

Menurut Ketua Persatuan Penggilingan dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jawa Tengah Tulus Budiono mengatakan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani kini mencapai Rp4.900 per kg hingga Rp5.000/kg, sedangkan Bulog mengambil dengan harga Rp3.700/kg.

Menurut Tulus, tingginya harga gabah tersebut karena stok di petani sudah berkurang, dan hanya sebagian petani di wilayah Sragen yang mulai panen, sehingga Bulog dalam pengadaan gabah sedikit ada kendala.

Hal tersebut, kata dia, juga untuk harga beras di pasar untuk kualitas medium kini mencapai Rp9.600/kg dan kualitas premium Rp10.500/kg. Padahal, Bulog dalam mengadaan beras memberikan batasan harga hanya Rp8.030/kg untuk kualitas medium atau masih di bawah hafga pasar.

"Kondisi ini, menyebabkan Bulog sedikit kesulitan dalam pengadaan pagan, meski banyak menurunkan Satgas pangan untuk merealisasi pengadaan tahun ini," kata Tulus.

Kendati dmeikian, Bulog dapat melakukan pengadaan jika kegiatan panen raya sudah mulai dilakukan disejumlah daerah Sragen, Klaten, Karanganyar, dan Boyolali atau daerah lainnya di Jawa. Harga beras atau gabah diprediksi cenderung menurun, jika stok sudah melimpah baik di tingkat petani maupun tempat penggilingan padi.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024