Purwokerto, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) Bersama untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji berukuran tiga kilogram di daerah itu.

"Pembentukan Satgas Bersama ini dilakukan agar distribusi elpiji tiga kilogram tepat sasaran," kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah rumah warga di Purwokerto Kabupaten Banyumas, Selasa.

Menurut dia, Satgas itu akan melibatkan unsur Pemkab Banyumas, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Banyumas dan instansi terkait lainnya.

Dalam inspeksi tersebut, Bupati yang didampingi Koordinator Bidang Elpiji Hiswana Migas Banyumas Bambang Parmono dan sejumlah pejabat lainnya mendatangi sejumlah rumah warga di Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur dan Desa Kembaran Kecamatan Kembaran.

Saat didatangi Bupati, salah seorang warga Kelurahan Arcawinangun RT 05 RW 05, Maryati (45), mengaku kesulitan untuk mendapatkan elpiji tiga kilogram.

"Kalaupun ada, harganya mencapai Rp20.000 pertabung," katanya.

Terkait dengan kelangkaan elpiji tiga kilogram, Koordinator Bidang Elpiji Hiswana Migas Banyumas Bambang Parmono mengatakan tanggung jawab Hiswana Migas dalam distribusi bahan bakar gas bersubsidi itu hanya sampai ke pangkalan.

"Kami tidak bertanggung jawab terhadap distribusi ke pengecer," katanya.

Ia mengatakan pihaknya pada tanggal 6-12 September 2017 telah menggelar operasi pasar guna mengantisipasi kelangkaan elpiji tiga kilogram.

"Kami menyambut baik keinginan Bupati Banyumas untuk membentuk Satgas Bersama sebagai upaya memperbaiki distribusi agar tepat sasaran. Selama ini, Hiswana Migas sudah berusaha memenuhi kebutuhan stok di Banyumas termasuk ada penambahan jika diperlukan," katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Banyumas Pardiyono mengatakan salah satu pemicu terjadinya kelangkaan elpiji tiga kilogram adalah penggunaan bahan bakar gas bersubsidi oleh warga yang tidak berhak.

Dalam hal ini, kata dia, elpiji tiga kilogram ditujukan untuk warga miskin namun banyak warga yang termasuk kategori mampu turut mengggunakannya untuk pemanas air dan sebagainya.

"Oleh karena itu, Pemkab Banyumas telah meminta aparatur sipil negara untuk beralih dari elpiji tiga kilogram ke elpiji 5,5 kilogram guna meminimalkan kelangkaan bahan bakar gas bersubsidi tersebut," katanya.

Ia mengaku heran karena hingga saat ini masih terjadi kelangkaan elpiji tiga kilogram meskipun telah digelar operasi pasar.

Bahkan, kata dia, ada pula elpiji tiga kilogram yang tidak laku terjual dalam operasi pasar tersebut.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024