Kebumen, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai perlu ada skema khusus untuk mengenalkan perbankan syariah kepada masyarakat agar lebih diminati.

"Skema yang saat ini ada tidak mudah dipahami masyarakat, istilah bagi hasil misalnya, bisa memunculkan pertanyaan di masyarakat, hasil siapakah yang dibagi?," katanya di Kebumen, Kamis.

Ganjar mengungkapkan sebagian besar masyarakat saat ini ternyata belum mengetahui bagaimana sistem perbankan syariah.

Akibat ketidaktahuan tersebut, maka bank syariah tidak atau belum menjadi alternatif dan pilihan masyarakat untuk mengakses keuangan.

Mantan anggota DPR RI itu, mengakui jika manfaat produk perbankan syariah yang diterima nasabah kurang kompetitif dibandingkan dengan bank konvensional.

Apabila dibandingkan dari suku bunga, suku bunga tabungan bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah, demikian juga dengan suku bunga pinjaman, di mana bank konvensional lebih rendah.

Ganjar senang jika perbankan syariah ikut mengambil peran dalam memberikan akses keuangan kepada masyarakat kelompok petani, nelayan, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Nelayan setiap melaut untuk kapal kecil butuh duit Rp400 ribu-Rp500 ribu untuk logistik, yang masuk rentenir dan juragannya sehingga nanti ikannya tidak akan punya harga karena ikannya akan dibeli yang meminjami duit," ujarnya.

Skema pengembalian hutang secara harian untuk nelayan, kata Ganjar, bisa dicoba oleh perbankan, khususnya perbankan syariah.

"Sebab, hasil `one day fishing` sudah bisa dihitung," katanya.

Pewarta : Wisnu Adhi N.
Editor :
Copyright © ANTARA 2024