Kudus, ANTARA JATENG - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kudus, Jawa Tengah, mencatat jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) hingga Juni 2017 sebanyak 2,14 juta orang tersebar di tiga kabupaten atau meningkat dibandingkan pada 2016.

"Tahun 2016 tercatat jumlah peserta JKN-KIS hanya 2,06 juta orang yang berasal dari tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kudus, Grobogan, dan Jepara," kata Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kudus Dody Pamungkas saat jumpa pers Capaian Kinerja BPJS Kesehatan Cabang Kudus, Selasa.

Jumlah peserta JKN-KIS tersebut, lanjut dia, termasuk peserta yang didaftarkan dan diintegrasikan dengan program JKN-KIS APBN maupun APBD provinsi dan kabupaten.

Untuk Kabupaten Kudus melalui program Jamkesda, katanya, sebanyak 27.586 orang, Kabupaten Grobogan 27.663 orang, dan Kabupaten Jepara 6.867 orang.

Ia mengatakan jumlah peserta JKN-KIS yang mencapai 2,14 juta jiwa tersebut, masih bisa bertambah karena yang tercatat saat ini baru semester pertama 2017.

Apalagi, kata dia, untuk mendaftar sebagai peserta JKN-KIS cukup mudah, karena cara terbaru cukup melalui "Whatsapp", sehingga pendaftar tidak perlu datang ke Kantor BPJS Kesehatan Kudus.

"Pendaftaran bisa dilakukan kapanpun, ketika memiliki waktu senggang karena prosesnya cukup menggunakan telepon genggam," ujarnya.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di tiga kabupaten tersebut, kata dia, capaian jumlah peserta JKN-KIS saat ini sudah mencapai 62,52 persen karena total jumlah penduduk di tiga kabupaten yang mencapai 3,43 juta jiwa.

Pertumbuhan jumlah peserta tersebut, katanya, diiringi pula dengan pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan yang bekerja sama.

Jumlah fasilitas kesehatan yang bermitra dengan BPJS Kesehatan Kudus, katanya, mencapai 290 faskes tingkat pertama.

Dari jumlah tersebut, meliputi 70 puskesmas, 135 dokter praktik perorangan, 36 dokter praktik gigi perorangan, dan 49 klinik pratama.

Selain itu, BPJS Kesehatan Cabang Kudus juga bekerja sama dengan 40 faskes tingkat lanjutan yang terdiri atas 18 rumah sakit, 14 apotek, serta delapan optik.

Ia mengatakan di tiga kabupaten memang masih ada satu rumah sakit di Grobogan yang belum menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Akan tetapi, lanjut dia, saat ini sedang dalam proses kerja sama, karena sedang dilakukan penilaian terkait dengan kelayakan melayani peserta JKN-KIS.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024