Semarang, ANTARA JATENG - Puluhan sepeda motor "custom" memeriahkan ajang "Suryanation Motorland 2017" yang melombakan berbagai kelas di eks Wahana Permainan Wonderia Semarang, Sabtu.
Motor-motor berbagai jenis, dari basis umum yang dipakai masyarakat, seperti "cub" (sepeda motor bebek) berkapasitas silinder hingga motor berkelas CC besar dirombak beragam konsep.
Bahkan, beberapa motor terlihat sudah dipermak sedemikian rupa hingga membuat pangling wujud aslinya, seperti Binter Merzy milik Bobby Aditya yang dilombakan di kelas Chopper/Bobber.
Dengan lampu berbentuk menyerupai segitiga dipadu dengan stang lurus sejajar dengan ban gambot, berbeda dengan wujud asli motor keluaran Kawasaki yang pernah jaya pada era 1980-an.
"Pada tahun ini, kami kembali lagi ke Kota Semarang karena lokasinya yang strategis," kata Ari Kusumo Wibowo, Brand Manager Surya, PT Gudang Garam Tbk. selaku penyelenggara kegiatan tersebut.
Semarang, kata dia, mudah dijangkau oleh pencinta "custom culture" di wilayah Jawa Tengah yang selama ini termasuk provinsi yang memiliki banyak sekali peminat motor "custom".
Sebelum di Semarang, kata dia, "Suryanation Motorland" sukses mengguncang Kota Medan, Palembang, dan Tangerang Selatan di awal 2017, sebagaimana event tahun lalu di Perumahan Citra Grand, Semarang.
"Melihat kemeriahan tahun lalu, kami kembali menghadirkan `custom bike contes` untuk beberapa kelas, antara lain, Street Cub/Choppy Cub atau berbasis sepeda motor bebek," katanya.
Selain itu, kelas Cafe Racer yakni aliran modifikasi motor balap zaman dulu, Scrambler/Tracker, Chopper/Bobber, Sport FFA, dan Matic Custom untuk memfasilitasi pecinta motor matic.
Motor-motor yang dikonteskan itu akan dinilai oleh tiga juri, yakni Bimo Hendrawan (Bimo Custombike Jakarta), Tommy Dwi Djatmiko (Mastom Custom Jakarta), dan Lulut Wahyudi (Retro Classic Cycle Yogyakarta).
Selain kontes, Suryanation Motorland juga menghadirkan dua aktivitas baru di Semarang, yakni "Pinstripe Battle" dan "Stund Ride Competitio" atau "Freestyle" dengan menghadirkan juri profesional.
"Kami mengundang juri yang sudah punya nama besar di dunia `pinstripe` dan `stund ride`, yakni Rio Bronx dari Bronx Custom Painting dan freestyler profesional Reza SS," pungkas Ari.
Sementara itu, Tommy Dwi Djatmiko yang merupakan salah satu juri didapuk berkolaborasi dengan dua pemenang "Suryanation Motorland" 2016 untuk membuat "iconic bike" yang menjadi maskot.
Berbasis motor Moto Guzzi V7 II Stone, Onny Widiyayana (pemenang di Semarang) dan Hendra Ardiansyah (pemenang di Makassar) bersam Tommy meramu konsep modifikasi untuk "iconic bike" ajang itu.
"Kalau saya sudah suka modifikasi sejak 1993 abis lulus SMA. Kebetulan, ketika itu saya bergabung di komunitas Bikers Brotherhood Bandung dan jadi anggota paling muda," pungkas Tommy.
Motor-motor berbagai jenis, dari basis umum yang dipakai masyarakat, seperti "cub" (sepeda motor bebek) berkapasitas silinder hingga motor berkelas CC besar dirombak beragam konsep.
Bahkan, beberapa motor terlihat sudah dipermak sedemikian rupa hingga membuat pangling wujud aslinya, seperti Binter Merzy milik Bobby Aditya yang dilombakan di kelas Chopper/Bobber.
Dengan lampu berbentuk menyerupai segitiga dipadu dengan stang lurus sejajar dengan ban gambot, berbeda dengan wujud asli motor keluaran Kawasaki yang pernah jaya pada era 1980-an.
"Pada tahun ini, kami kembali lagi ke Kota Semarang karena lokasinya yang strategis," kata Ari Kusumo Wibowo, Brand Manager Surya, PT Gudang Garam Tbk. selaku penyelenggara kegiatan tersebut.
Semarang, kata dia, mudah dijangkau oleh pencinta "custom culture" di wilayah Jawa Tengah yang selama ini termasuk provinsi yang memiliki banyak sekali peminat motor "custom".
Sebelum di Semarang, kata dia, "Suryanation Motorland" sukses mengguncang Kota Medan, Palembang, dan Tangerang Selatan di awal 2017, sebagaimana event tahun lalu di Perumahan Citra Grand, Semarang.
"Melihat kemeriahan tahun lalu, kami kembali menghadirkan `custom bike contes` untuk beberapa kelas, antara lain, Street Cub/Choppy Cub atau berbasis sepeda motor bebek," katanya.
Selain itu, kelas Cafe Racer yakni aliran modifikasi motor balap zaman dulu, Scrambler/Tracker, Chopper/Bobber, Sport FFA, dan Matic Custom untuk memfasilitasi pecinta motor matic.
Motor-motor yang dikonteskan itu akan dinilai oleh tiga juri, yakni Bimo Hendrawan (Bimo Custombike Jakarta), Tommy Dwi Djatmiko (Mastom Custom Jakarta), dan Lulut Wahyudi (Retro Classic Cycle Yogyakarta).
Selain kontes, Suryanation Motorland juga menghadirkan dua aktivitas baru di Semarang, yakni "Pinstripe Battle" dan "Stund Ride Competitio" atau "Freestyle" dengan menghadirkan juri profesional.
"Kami mengundang juri yang sudah punya nama besar di dunia `pinstripe` dan `stund ride`, yakni Rio Bronx dari Bronx Custom Painting dan freestyler profesional Reza SS," pungkas Ari.
Sementara itu, Tommy Dwi Djatmiko yang merupakan salah satu juri didapuk berkolaborasi dengan dua pemenang "Suryanation Motorland" 2016 untuk membuat "iconic bike" yang menjadi maskot.
Berbasis motor Moto Guzzi V7 II Stone, Onny Widiyayana (pemenang di Semarang) dan Hendra Ardiansyah (pemenang di Makassar) bersam Tommy meramu konsep modifikasi untuk "iconic bike" ajang itu.
"Kalau saya sudah suka modifikasi sejak 1993 abis lulus SMA. Kebetulan, ketika itu saya bergabung di komunitas Bikers Brotherhood Bandung dan jadi anggota paling muda," pungkas Tommy.