Semarang, ANTARA JATENG - Dinas Kesehatan Kota Semarang tetap mewaspadai angka kematian ibu yang melahirkan di daerah ini meski dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan kasus.



"Dari periode Januari-Juli 2017 tercatat 11 kasus AKI. Memang relatif turun dibanding periode sama tahun lalu," kata Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Widoyono di Semarang, Rabu.



Pada tahun lalu, kata dia, tercatat sebanyak 22 kasus AKI untuk periode Januari-Juli 2016, sementara untuk kurun satu tahun tersebut setidaknya ada 32 kasus AKI di Kota Semarang.



Dibandingkan dengan periode 2015, ia menyebutkan sebenarnya angkanya juga relatif turun, sebab selama kurun satu tahun tercatat sebanyak 33 kasus AKI yang penyebabnya bermacam-macam.



Akan tetapi, kata dia, pihaknya tetap mewaspadai dan mengantisipasi potensi AKI dengan menggarap semua lini kesehatan, mulai bidan praktik mandiri (BPM), puskesmas, hingga rumah sakit (RS).



Menurut dia, ketiga simpul kesehatan itu sangat berperan penting untuk menekan AKI sehingga harus terus diperhatikan dalam pemberian layanan maternalnya selama kehamilan hingga melahirkan.



"Jadi, di semua lini itu benar-benar kami garap, misalnya di BPM bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Sebab, kualitas dan kompetensi bidang tentu berbeda," katanya.



Ia mencontohkan kasus maternal yang disebabkan kesalahan bidan karena seharusnya merekomendasikan pasiennya dengan kondisi tertentu dirujuk ke RS, tetapi ternyata tidak dilakukannya.



"Ya, contoh kasusnya seperti itu. Kalau kondisinya mengharuskan dirujuk, ya, harus dirujuk. Kami komunikasikan dengan organisasi profesinya, yakni IBI mengenai sanksi kepada yang bersangkutan," katanya.



Artinya, kata Widoyono, supervisi dan monitoring di setiap lini kesehatan itu, termasuk masyarakat dan tim penggerak pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) terus dilakukan setiap saat.



Selain itu, ia mengatakan penekanan AKI juga terbantu dengan kehadiran layanan Ambulans "Si Cepat" yang salah satunya memberikan pelayanan maternal, selain kedaruratan medis dan kecelakaan lalu lintas.



"Sejauh ini, layanan Ambulans `Si Cepat` cukup sering melayani kasus maternal. Sekitar 30 persen dari total penanganan yang sudah dilakukan sejak diluncurkan awal tahun ini," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024