Semarang, ANTARA JATENG - Dua koridor Bus Rapid Transit (BRT) Transsemarang, yakni koridor II dan VI, terpaksa beralih sementara rutenya akibat molornya pengerjaan proyek "Underpass" Jatingaleh hingga akhir Agustus 2017.

"Ada dua koridor Transsemarang yang terdampak molornya pembangunan `Underpass` Jatingaleh," kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transsemarang Ade Bhakti di Semarang, Senin.

Pembangunan Underpass Jatingaleh membuat kemacetan kerap terjadi di kawasan itu, terutama dari tanjakan Kaliwiru sampai Jalan Kesatrian, karena menyempitnya jalan akibat pengerjaan proyek infrastruktur itu.

Termasuk BRT Transsemarang, sebagaimana diakui Ade, kemacetan membuat armada terganggu "headway", yakni waktu keberangkatan antararmada karena idealnya jarak ideal antarbus adalah 10 menit.

"Kecuali, pagi hari yang kami atur 5 menit sekali jalan. Karena harus lewat Jatingaleh, mau tidak mau setelah lepas dari kemacetan bus harus mengejar jarak dengan armada di depannya," katanya.

Ketika lalu lintas di kawasan Jatingaleh benar-benar padat, bus di depan sudah sampai di Halte Sisemut, Kabupaten Semarang, sementara bus di belakangnya baru lepas dari Jatingaleh.

"Jarak antarbus bisa molor sampai 20 s.d. 25 menit, bahkan sampai 35 menit. Oleh karena itu, kami putar rute melewati Jalan Semeru menuju Stadion Jatidiri dan keluar ke Jalan Karangrejo," katanya.

Di samping "headway" dan interval kedatangan antarmoda, kata dia, pengalihan rute itu untuk mengantisipasi efek dari kemacetan terhadap kondisi mesin, seperti terbakarnya kampas kopling dan "overheat".

"Kalau kami paksakan lewat Jatingaleh, bisa-bisa malah menambah kemacetan yang terjadi. Masalahnya, ketika kepadatan di `Underpass` Jatingaleh pas puncak-puncaknya, empat s.d. enam armada kami terjebak di situ," katanya.

Untuk pengalihan sementara rute, kata Ade, hanya bersifat sementara dan jam-jam tertentu, baik Koridor II yang melayani Terminal Terboyo-Sisemut maupun Koridor VI dengan rute Undip-Unnes.

"Dengan diberlakukannya pengalihan rute, ada dua `shelter` terdampak, yakni Shelter Don Bosco dan Kesatrian arah ke atas. Artinya, dua halte itu tidak terlewati Bus Transsemarang," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, di dua `shelter` itu ditempeli pengumuman bahwa pada jam-jam tertentu bus tidak akan melewatinya dan para penumpang disarankan untuk bergeser ke `shelter` yang terdekat.

"Kami juga berkoordinasi dengan temen-temen paguyuban angkutan kota yang melintasi Jalan Karangrejo sebab bus kami yang melewati rute itu tidak menaik-turunkan penumpang, dan rute ini sifatnya sementara," pungkasnya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024