Aden, Yaman, ANTARA JATENG - Sebanyak 16 petempur Al-Houthi telah tewas
dalam pertempuran yang berkecamuk di Yaman, kata beberapa sumber
setempat pada Jumat (4/8).
Selama pertempuran sengit di dekat Kota Pantai Mocha di Yaman Barat, pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi membuat kemajuan baru melawan petempur Al-Houthi, dan menewaskan delapan di antara mereka, kata kantor berita resmi Yaman, Saba.
Tentara Yaman, yang didukung Arab Saudi, telah merebut kembali kendali atas lokasi militer penting di sana, tambah kantor berita tersebut.
Sementara itu di Provinsi Shabwa di bagian tenggara negeri tersebut, jejaring Kementerian Pertahanan --sebagaimana dikutip Xinhua, melaporkan delapan petempur Al-Houthi tewas ketika serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi menghantam kendaraan mereka yang sedang bergerak di provinsi itu.
Pada Jumat pagi, pasukan pro-Al-Houthi mengumumkan bahwa sejumlah rudal balistik ditembakkan ke arah posisi tentara Yaman, yang didukung Arab Saudi, di Provinsi Taiz di Yaman Barat.
Pemerintah Yaman, yang didukung masyarakat internasional, bersekutu dengan koalisi militer Arab, pimpinan Arab Saudi, dan selama bertahun-tahun telah memerangi gerilyawan Syiah Al-Houthi --yang didukung Iran-- dalam perebutan kekuasaan di negeri itu.
Pada Maret 2015, koalisi militer Arab, pimpinan Arab Saudi, memberlakukan blokadi laut dan udara guna mencegah senjata sampai ke gerilyawan Al-Houthi --yang secara militer telah menyerbu Ibu Kota Yaman, Sanaa, dan merebut sebagian besar wilayah provinsi di Yaman Utara.
Data statistik memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan dari mereka warga sipil, telah tewas sejak koalisi pimpinan Arab Saudi pada 2015 ikut-campur dalam perang saudara di Yaman.
Negara Arab itu juga menderita akibat wabah kolera terbesar di dunia, dengan sebanyak 5.000 kasus dilaporkan setiap hari.
Selama pertempuran sengit di dekat Kota Pantai Mocha di Yaman Barat, pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi membuat kemajuan baru melawan petempur Al-Houthi, dan menewaskan delapan di antara mereka, kata kantor berita resmi Yaman, Saba.
Tentara Yaman, yang didukung Arab Saudi, telah merebut kembali kendali atas lokasi militer penting di sana, tambah kantor berita tersebut.
Sementara itu di Provinsi Shabwa di bagian tenggara negeri tersebut, jejaring Kementerian Pertahanan --sebagaimana dikutip Xinhua, melaporkan delapan petempur Al-Houthi tewas ketika serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi menghantam kendaraan mereka yang sedang bergerak di provinsi itu.
Pada Jumat pagi, pasukan pro-Al-Houthi mengumumkan bahwa sejumlah rudal balistik ditembakkan ke arah posisi tentara Yaman, yang didukung Arab Saudi, di Provinsi Taiz di Yaman Barat.
Pemerintah Yaman, yang didukung masyarakat internasional, bersekutu dengan koalisi militer Arab, pimpinan Arab Saudi, dan selama bertahun-tahun telah memerangi gerilyawan Syiah Al-Houthi --yang didukung Iran-- dalam perebutan kekuasaan di negeri itu.
Pada Maret 2015, koalisi militer Arab, pimpinan Arab Saudi, memberlakukan blokadi laut dan udara guna mencegah senjata sampai ke gerilyawan Al-Houthi --yang secara militer telah menyerbu Ibu Kota Yaman, Sanaa, dan merebut sebagian besar wilayah provinsi di Yaman Utara.
Data statistik memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan dari mereka warga sipil, telah tewas sejak koalisi pimpinan Arab Saudi pada 2015 ikut-campur dalam perang saudara di Yaman.
Negara Arab itu juga menderita akibat wabah kolera terbesar di dunia, dengan sebanyak 5.000 kasus dilaporkan setiap hari.