Lombok Tengah, ANTARA JATENG - Maskapai asal Korea Selatan, Korean Air
berkode KE9629 yang mengangkut 194 penumpang mendarat di Lombok
Internasional Lombok, Desa Tanah Awu, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah,
Nusa Tenggara Barat, Sabtu.
"Alhamdulillah hari ini tepat 13.10 Wita, sudah mendarat dengan mulus carter flight Korean Air dengan 194 penumpang di Lombok Internasional Airport (LIA)," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal.
Ia mengatakan, kedatangan maskapai Korean Air Airbus 330-200 ini terbagi dalam tiga biro pejalanan yang menangani yakni Naru Tour, Matahari Tour, dan Anjani Tour.
"Tak kurang 12 hotel yang dipakai untuk menginap dan untuk flight pertama ini rata-rata di resor. Salah satunya di Gili Trawangan di Villa Ombak," terangnya.
Faozal menjelaskan, selepas penerbangan carter yang pertama, dilanjutkan penerbangan carter yang kedua, direncanakan pada 2 Agustus 2017 akan tiba di Lombok dengan jumlah penumpang yang lebih banyak, yakni 208 penumpang.
"Ini membuktikan bahwa Korea sudah jadi pasar kita," tegas Faozal.
Mantan Kepala Museum NTB ini menuturkan kehadiran maskapai Korean Air merupakan perjuangan yang panjang dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Pemprov NTB, Pemerintah Lombok Tengah dan semua pihak, termasuk Angkasa Pura I.
"Mudah mudahan ini menjadi kolaborasi yang baik untuk menggarap pasar Korea dan kita apresiasi yang sebesar-besarnya untuk semua pihak yang sudah mendukung upaya ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Promosi Asia Pasifik Kemenpar RI Vinsensius Jemadu mengatakan embrio penerbangan Korean Air saat ini tak lepas dari kunjungan Menpar Arif Yahya ke Korea pada Mei 2016. Saat itu beberapa airlines ditemui di antaranya Korean Air, Jin Air, dan Busan Air.
"Ada dua yang tertarik penerbangan ke Lombok yaitu Korea Air dan Jin. Tapi diputuskan Korean Air yang terbang," ujarnya.
Dikatakannya, Korean Air merupakan full service airline di Korea Selatan dan salah satu anak perusahaannya, yakni Jin Air.
"Adalah hal yang menarik dari carter flight ini karena mereka dari hulu ke hilir kita pegang," ucap Vinsensius Jemadu.
Tidak hanya itu, Korean Air mempunyai group Hanjin yang notabene merupakan travel internasional di Korea Selatan, alat transportasinya Korean Air dan di darat ada agen sendiri lagi.
Menurut dia, kedatangan Korean Air di Lombok, membuka peluang besar maskapai asal Korea Selatan tersebut, melakukan penerbangan secara reguler dari Korea ke Lombok. Tidak lagi Carter flight seperti saat ini.
"Animo masyarakat Korea dalam enam bulan terakhir ke Lombok sangat tinggi," ucapnya.
Hal ini dikarenakan wisatawan Korea sudah penuh di Bali dan mereka cenderung mencari tempat lain dan terdekat itu ada di Lombok.
"Dari 194 penumpang tadi, semua senyum dan senang tidak sangka ada sambutan yang luar biasa," katanya.
Ia menilai, Korean Air hadir menunjukkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan jajarannya berkomitmen membangun pariwisata di daerah tersebut.
Melihat kesuksesan ini, Kemenpar kembali mengundang maskapai-maskapai, terutama dari Asia Pasifik untuk terbang ke Lombok langsung karena fasilitas, objek wisata dan stakeholder kompak.
"Jadi Juli, Agustus, Oktober akan dilihat dari charter flightnya, mereka akan evaluasi kalau bagus reguler dan tahun ini akan diputuskan," imbuhnya.
Berdasarkan data yang ada sebut Vinsensius Jemadu, sampai saat ini tamu Korea ke Indonesia mencapai 350 ribu orang dan ditargetkan sampai akhir 2017 sebanyak 550 ribu orang.
"Terbanyak wisatawan Korea ini ke Bali, baru sisanya ke Jakarta, Kepulauan Riau, dan Lombok," tandasnya.
"Alhamdulillah hari ini tepat 13.10 Wita, sudah mendarat dengan mulus carter flight Korean Air dengan 194 penumpang di Lombok Internasional Airport (LIA)," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal.
Ia mengatakan, kedatangan maskapai Korean Air Airbus 330-200 ini terbagi dalam tiga biro pejalanan yang menangani yakni Naru Tour, Matahari Tour, dan Anjani Tour.
"Tak kurang 12 hotel yang dipakai untuk menginap dan untuk flight pertama ini rata-rata di resor. Salah satunya di Gili Trawangan di Villa Ombak," terangnya.
Faozal menjelaskan, selepas penerbangan carter yang pertama, dilanjutkan penerbangan carter yang kedua, direncanakan pada 2 Agustus 2017 akan tiba di Lombok dengan jumlah penumpang yang lebih banyak, yakni 208 penumpang.
"Ini membuktikan bahwa Korea sudah jadi pasar kita," tegas Faozal.
Mantan Kepala Museum NTB ini menuturkan kehadiran maskapai Korean Air merupakan perjuangan yang panjang dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Pemprov NTB, Pemerintah Lombok Tengah dan semua pihak, termasuk Angkasa Pura I.
"Mudah mudahan ini menjadi kolaborasi yang baik untuk menggarap pasar Korea dan kita apresiasi yang sebesar-besarnya untuk semua pihak yang sudah mendukung upaya ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Promosi Asia Pasifik Kemenpar RI Vinsensius Jemadu mengatakan embrio penerbangan Korean Air saat ini tak lepas dari kunjungan Menpar Arif Yahya ke Korea pada Mei 2016. Saat itu beberapa airlines ditemui di antaranya Korean Air, Jin Air, dan Busan Air.
"Ada dua yang tertarik penerbangan ke Lombok yaitu Korea Air dan Jin. Tapi diputuskan Korean Air yang terbang," ujarnya.
Dikatakannya, Korean Air merupakan full service airline di Korea Selatan dan salah satu anak perusahaannya, yakni Jin Air.
"Adalah hal yang menarik dari carter flight ini karena mereka dari hulu ke hilir kita pegang," ucap Vinsensius Jemadu.
Tidak hanya itu, Korean Air mempunyai group Hanjin yang notabene merupakan travel internasional di Korea Selatan, alat transportasinya Korean Air dan di darat ada agen sendiri lagi.
Menurut dia, kedatangan Korean Air di Lombok, membuka peluang besar maskapai asal Korea Selatan tersebut, melakukan penerbangan secara reguler dari Korea ke Lombok. Tidak lagi Carter flight seperti saat ini.
"Animo masyarakat Korea dalam enam bulan terakhir ke Lombok sangat tinggi," ucapnya.
Hal ini dikarenakan wisatawan Korea sudah penuh di Bali dan mereka cenderung mencari tempat lain dan terdekat itu ada di Lombok.
"Dari 194 penumpang tadi, semua senyum dan senang tidak sangka ada sambutan yang luar biasa," katanya.
Ia menilai, Korean Air hadir menunjukkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan jajarannya berkomitmen membangun pariwisata di daerah tersebut.
Melihat kesuksesan ini, Kemenpar kembali mengundang maskapai-maskapai, terutama dari Asia Pasifik untuk terbang ke Lombok langsung karena fasilitas, objek wisata dan stakeholder kompak.
"Jadi Juli, Agustus, Oktober akan dilihat dari charter flightnya, mereka akan evaluasi kalau bagus reguler dan tahun ini akan diputuskan," imbuhnya.
Berdasarkan data yang ada sebut Vinsensius Jemadu, sampai saat ini tamu Korea ke Indonesia mencapai 350 ribu orang dan ditargetkan sampai akhir 2017 sebanyak 550 ribu orang.
"Terbanyak wisatawan Korea ini ke Bali, baru sisanya ke Jakarta, Kepulauan Riau, dan Lombok," tandasnya.