Semarang, ANTARA JATENG - Seorang mahasiswa yang merupakan anak buruh tani asal Kudus membuktikan kemiskinan tak menghalangi berprestasi dengan lulus "cumlaude" dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang.

"Ibu saya yang menjadi tulang punggung sejak ayah meninggal sekitar delapan tahun lalu," kata Masrukhan (22), mahasiswa tersebut, usai upacara wisuda UIN Walisongo Semarang, di Semarang, Kamis.

Masrukhan adalah lulusan Program Studi Ilmu Falak, Fakultas Ilmu Syariah dan Hukum, UIN Walisongo Semarang yang mendapatkan nilai indeks prestasi komulatif (IPK) sebesar 3,93 atau mendekati sempurna.

Sebagai tulang punggung keluarga, kata anak bungsu dari dua bersaudara itu, ibundanya bekerja sebagai buruh tani dengan upah sekitar Rp30 ribu/hari pada masa tanam dan masa panen.

Jadi, kata dia, ketika tidak sedang masa tanam dan panen ibundanya terpaksa harus bekerja serabutan, namun tidak mau menyerah untuk menghidupi keluarga dan agar anaknya tetap bisa bersekolah.

"Meski penghasilannya kecil, ibu saya tidak patah arang. Anaknya harus jadi orang sukses. Dulu, saya sempat mondok. Awal kuliah, saya juga mondok (di pondok pesantren, red.)," kata pemuda kelahiran Kudus, 30 Agustus 1995 itu.

Selepas Madrasah Aliyah (MA) Nahdlatul Muslimin, Kudus, Masrukhan mencoba berkuliah dengan ikut seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dari Kementerian Agama dan ternyata lolos seleksi.

"Dapat kesempatan berkuliah dengan beasiswa sampai lulus, saya tidak mau menyia-nyiakannya. Saya terus belajar giat agar bisa membanggakan orang tua. Alhamdulillah bisa lulus dengan `cumlaude`," katanya.

Ibunda Masrukhan, Sumiati, mengakui anak keduanya itu dari kecil memang penurut, saleh, berbakti kepada orang tuanya, dan selalu "nrimo" dengan keadaan meski serba ekonominya kekurangan.

Walaupun hanya bekerja sebagai buruh tani, ia bangga bisa mendidik anaknya untuk terus bersemangat dalam meraih cita-citanya dengan terus belajar dan berprestasi untuk meraih kesuksesan.

"Sejak kecil, anak saya itu (Masrukhan, red.) selalu `nrimo`. Cita-citanya jadi dosen. Alhamdulillah, Pak Rektor (UIN Walisongo, red.) tadi bilang anak saya dapat beasiswa kuliah S-2," ungkap Sumiati.

Rektor UIN Walisongo Prof Muhibbin Noor mengingatkan para lulusan untuk terus mengamalkan ilmunya di masyarakat dan mengembangkan Islam nusantara yang "rahmatan lil alamin".

"Jangan punya cita-cita jadi pegawai negeri sipil (PNS). Kalau ada peluang, ya, masuk saja, tetapi janganlah jadikan PNS satu-satunya harapan. Jadilah pengusaha, itu juga lebih baik," katanya.

Pada upacara wisuda ke-71 itu, UIN Walisongo Semarang meluluskan sebanyak 976 wisudawan, terdiri atas 733 lulusan program sarjana, 30 lulusan program magister, delapan doktor, dan 196 lulusan D-3 Perbankan Syariah.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024