Semarang, ANTARA JATENG - Sejumlah nelayan di Kota Semarang, Jawa Tengah, berharap stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) di Tambaklorok kembali melayani konsumen setelah tutup hampir 1,5 tahun lalu.

"Kalau bukanya sejak tiga tahun lalu, tetapi hanya beroperasi 1,5 tahun setelah itu tutup sampai sekarang," kata salah satu nelayan setempat Paryani di Semarang, Rabu.

Ia mengatakan dengan tutupnya SPBN tersebut, tidak ada lagi SPBN di kawasan tersebut yang bisa melayani nelayan. Dengan demikian, nelayan terpaksa membeli solar di pedagang eceran atau SPBU.

"Kalau beli ke SPBU kan harus pakai surat rekomendasi yang ngurusnya dari RT sampai kelurahan, jadi kalau malas mengurus surat lebih pilih beli eceran," katanya.

Sebagai perbandingan harga, jika membeli di SPBN atau SPBU dengan surat rekomendasi, nelayan bisa memperoleh BBM jenis solar industri dengan harga Rp5.150/liter, sedangkan jika beli di eceran harganya Rp5.500/liter.

Mengenai tutupnya SPBN tersebut, Paryani memperoleh informasi dari petugas bahwa keuntungan yang diperoleh SPBN tidak sebandingkan dengan biaya operasionalnya.

"Saya dengar karena pembelinya sedikit, memang kalau di Tambaklorok ini kan kebanyakan adalah nelayan kecil. Paling banyak kebutuhan nelayan setiap harinya hanya 30 liter," kata warga RT 3/RW 15, Kelurahan Tangjung Emas, Kota Semarang ini.

Padahal, musim panen hanya terjadi selama beberapa bulan seiring dengan datangnya ombak tinggi.

"Kalau nelayan dengan kapal agak besar masih berani melaut, kalau nelayan dengan kapal kecil tidak berani melaut," katanya.

Sementara itu nelayan lain, Nur Cholis, mengatakan selama ini masih banyak nelayan yang membeli bahan bakar dari kapal yang lebih besar.

"Mereka belinya di tengah (laut, red), jadi tidak masalah. Sebelum ada SPBN sudah banyak yang beli dengan cara itu," katanya.

Ia mengatakan banyak yang memilih membeli bahan bakar dari kapal yang lebih besar karena selain harganya sama dengan di SPBN, nelayan yang belum punya uang untuk beli bahan bakar bisa utang terlebih dahulu.

Menurut dia, jika praktik jual beli tersebut tidak dihentikan oleh pemerintah maka SPBN akan kesulitan menjual bahan bakar kepada nelayan.

"Tapi sebetulnya dengan adanya SPBN, nelayan terutama yang kecil-kecil sangat terbantu karena belinya bisa kapan saja," katanya.

Pewarta : Aris Wasita Widiastuti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024