Boyolali, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Boyolali mulai membangun Pasar Tradisional Mojosongo dengan dana senilai Rp3 miliar untuk relokasi pedagang di pasar lama yang terletak di pinggir Jalan Boyolali-Solo karena sudah tidak representatif.

Kepala Dinas perdaganga dan perindustrian (Disdagperin) Boyolali, Suyitno, di Boyolali, Jumat, mengatakan, pembangunan atau revitalisasi Pasar Mojosongo Boyolali dengan anggaran sekitar Rp3,01 miliar tersebut menempati lahan kas desa atau sebelah utara dari bangunan pasar lama.

"Pembangunan sudah dimulai sejak 19 Juni 2017, dan diharapkan akhir tahun ini, sudah selesai dan pedagang dapat dipindahkan ke bangunan baru," kata Suyitno.

Suyitno mengatakan dana tersebut berasal dari Pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp1,8 miliar dan dana pendamping dari APBD Boyolali Rp1,2 Miliar.

Suyitno menjelaskan revitalisasi Pasar Mojosongo tersebut selain kondisi pasar yang sudah tidak representative, juga usia bangunan sudah tua.

Bahkan, lanjut dia, bangunan pasar lama lokasinya yang terletak di pinggir Jalan Utama Solo-Semarang, berpotensi mengganggu arus lalu lintas, dan kerap terjadi kecelakaan.

Oleh karena itu, Pemkab membangun pasar di lokasi baru yang sangat strategis, karena hanya bergeser sedikit ke barat, tepatnya berada di belakang kantor KUA dan Koramil Desa Mojosongo.

Pemkab selain membangun Pasar Mojosongo, juga merevitalisasi Pasar Wonosegoro Boyolali yang masing-mading membutuhkan anggaran senilai Rp3 miliar. Kegiatan relokasi yang merupakan terobosan ide Bupati Seno Samodro, ternyata lebih efektif dan efisien anggaran.

Pemkab merelokasi pasar sehingga tidak perlu pembangunan pasar darurat yang membutuhkan biaya sangat besar," katanya.

Menurut Bupati Boyolali Seno Samodro pembangunan Pasar Tradisional Mojosongo Boyolali mesti dipindahkan lokasinya, karena jika bangunan lama dibangun kembalii, pemerintah harus membuatkan pasar darurat selam proses pembangunan.

Menurut Seno Samodro biaya untuk pembuatan pasar darurat tersebut membutuhkan dana yang besar atau lebih dari satu miliar rupiah. Untuk itu, pihaknya dibanding untuk membangun pasar darurat lebih baik untuk biaya pembangunan pasar baru.

"Kami terus melakukan relokasi pasar-pasar tradisional di Boyolali yang dianggap sudah tidak layak," kata Bupati.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024