Semarang, ANTARA JATENG - Bina Bangsa School (BBS) Semarang sebagai sekolah internasional atau kini sudah berubah menjadi satuan pendidikan kerja sama (SPK) tetap mementingkan pendidikan karakter.

"Manusia itu ibarat pohon, kalau mau bertumbuh tinggi, akarnya harus meresap kuat. Akar itulah pendidikan karakter," kata Kepala BBS Semarang Yuliana Puspitasari di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkannya usai "9th Commencement Cerenomy", yakni wisuda kelulusan siswanya, mulai jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

Ilmu pengetahuan memang penting, kata dia, tetapi harus diimbangi dengan penanaman karakter keindonesiaan yang sarat nilai-nilai luhur, sebab mereka hidup dan berada di Indonesia.

"Pendidikan karakter itu didapat dari pelajaran di kelas, seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), tetapi juga diaplikasikan dalam kegiatan di luar kelas," katanya.

Jadi, kata Yuliana, BBS Semarang mempersiapkan siswa untuk bisa menghadapi perubahan dunia yang sedemikian cepat, tanpa melupakan akar atas asalnya, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Siswa kami bekali dengan pendidikan Bahasa Inggris dan Mandarin supaya mereka bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia, tetapi juga dibekali dengan nilai-nilai karakter bangsa," tegasnya.

Pada prosesi wisuda kesembilan itu, BBS Semarang meluluskan sebanyak 90 siswa, terdiri atas 33 lulusan jenjang pendidikan SD, 21 lulusan jenjang SMP, dan sisanya lulusan jenjang SMA.

Setiap jenjang pendidikan dipilih wisudawan atau wisudawati terbaiknya untuk menyampaikan pidato, salah satunya Gabrielle Natalia Siahaan (18) sebagai lulusan terbaik jenjang "Junior College" atau SMA.

Sebelum membacakan pidato perpisahannya, gadis cantik berambut panjang itu diberikan kesempatan menjadi dirigen saat menyanyikan lagu "Indonesia Raya" sebagai pembuka "9th Commencement Ceremony".

Gabriele mengaku setelah lulus ini berniat melanjutkan pendidikan ke Australia, tepatnya di Australian National University dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional.

"Saya melihat sistem edukasi di Indonesia ini masih banyak banget yang harus diperbaiki," katanya, saat ditanya alasannya memilih Negeri Kanguru untuk melanjutkan pendidikannya.

Akan tetapi, Gabrielle berjanji selepas lulus dari Australia tetap kembali ke Indonesia untuk membantu membangun negara agar lebih maju, termasuk dalam sistem pendidikannya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024