Semarang, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para orang tua agar mendampingi anak belajar sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing anak.
"Orang tua jangan memberi tekanan yang berlebihan, apalagi sampai memaksakan kehendak pada anak saat belajar," katanya di Semarang, Sabtu.
Menurut Ganjar, meninggalnya salah seorang pelajar SMP di Manisrenggo, Kabupaten Klaten, akibat bunuh diri setelah dimarahi orang tuanya karena nilai ujian nasionalnya jelek, harus menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Ganjar mengatakan bahwa kesuksesan masa depan anak tidak hanya ditentukan dari nilai ujian nasional.
"Jangan menekan anak dengan berlebihan yang akibatnya malah bisa fatal, apalagi sekarang waktunya penerimaan peserta didik, daftar sekolah ya sesuaikan kemampuan dan keinginan anak. Yang sekolah anak atau ibunya," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ganjar mengingatkan orang tua bahwa Tuhan tidak menciptakan manusia sama persis dan pasti memiliki perbedaan.
"Nilai ujian bukan merupakan bukti kecerdasan atau kebodohan anak karena ada anak yang nilai rapornya biasa saja tapi juara olimpiade fisika, ada yang tidak bisa matematika tapi juara nasional bulutangkis atau malah jago melukis," katanya.
Oleh karena itu, kata Ganjar, para orang tua harus sadar dan peduli pada kemampuan anaknya masing-masing karena seorang anak harus berkembang sesuai bakatnya, tidak atas dasar kehendak orang tuanya.
"Termasuk guru, sudah tidak zaman guru monolog `tudang-tuding` marah-marah, kuno. Kenali bakat siswa, dampingi dan arahkan," katanya.
"Orang tua jangan memberi tekanan yang berlebihan, apalagi sampai memaksakan kehendak pada anak saat belajar," katanya di Semarang, Sabtu.
Menurut Ganjar, meninggalnya salah seorang pelajar SMP di Manisrenggo, Kabupaten Klaten, akibat bunuh diri setelah dimarahi orang tuanya karena nilai ujian nasionalnya jelek, harus menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Ganjar mengatakan bahwa kesuksesan masa depan anak tidak hanya ditentukan dari nilai ujian nasional.
"Jangan menekan anak dengan berlebihan yang akibatnya malah bisa fatal, apalagi sekarang waktunya penerimaan peserta didik, daftar sekolah ya sesuaikan kemampuan dan keinginan anak. Yang sekolah anak atau ibunya," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ganjar mengingatkan orang tua bahwa Tuhan tidak menciptakan manusia sama persis dan pasti memiliki perbedaan.
"Nilai ujian bukan merupakan bukti kecerdasan atau kebodohan anak karena ada anak yang nilai rapornya biasa saja tapi juara olimpiade fisika, ada yang tidak bisa matematika tapi juara nasional bulutangkis atau malah jago melukis," katanya.
Oleh karena itu, kata Ganjar, para orang tua harus sadar dan peduli pada kemampuan anaknya masing-masing karena seorang anak harus berkembang sesuai bakatnya, tidak atas dasar kehendak orang tuanya.
"Termasuk guru, sudah tidak zaman guru monolog `tudang-tuding` marah-marah, kuno. Kenali bakat siswa, dampingi dan arahkan," katanya.