Kudus, ANTARA JATENG - Petani tanaman tebu di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai menerapkan mekanisasi atau pelibatan tenaga mesin untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja di bidang tebang angkut tanaman tebu.
"Penerapan mekanisasi pertanian memang tepat karena saat ini tenaga tebang dan angkut tanaman tebu didominasi kalangan usia tua, sedangkan generasi muda tentu tidak ada yang mau menjadi buruh tebang dan angkut tanaman tebu," kata Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Saribuana Sadjam Budi Santoso di Kudus, Rabu.
Untuk itu, KPTR mengajukan bantuan mesin pengangkut tebu (grab loader) seharga Rp700 juta kepada pemerintah untuk mengatasi keterbatasan tenaga tebang dan angkut tebu tersebut.
Dengan adanya mesin pengangkut, dia optimistis akan bisa meningkatkan produktivitas tanaman tebu petani di Kudus.
Jika sebelumnya harus menggunakan tenaga manual untuk mengangkut tanaman tebu yang ditebang ke atas truk membutuhkan waktu yang lama, kini dengan adanya mesin pengangkut tebu tentunya bisa dikerjakan lebih cepat.
Ia mengatakan produktivitas petani tebu pada tahun 2018 memang menjadi tuntutan, karena kapasitas giling tanaman tebu di Pabrik Gula Rendeng bakal ditingkatkan.
"Jangan sampai, ketika kapasitas gilingnya naik, justru tidak diimbangi dengan pasokan bahan bakunya," ujarnya.
Dengan adanya bantuan satu unit mesin pengangkut tebu tersebut, kata dia, keni KPTR memiliki dua unit "grab loader" karena tahun 2015 juga mendapatkan bantuan serupa.
Pemanfaatannya, kata dia, akan dimaksimalkan pada tahun 2018, karena bertepatan dengan peningkatan kapasitas giling tebu di PG Rendeng Kudus.
"Mudah-mudahan mesin pengangkut tebu tersebut bisa menekan ongkos angkut," ujarnya.
Biaya angkut sekaligus tebang tanaman tebu untuk setiap pekerja mencapai Rp10.000 perkuintalnya.
Sementara lahan tanaman tebu seluas satu hektare bisa menghasilkan 700 kuintal tanaman tebu.
Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Harsito membenarkan adanya bantuan "grab loader" dari Pemerintah Pusat kepada KPTR Saribuana Kudus.
"Mudah-mudahan, produktivitas hasil tanaman tebu di Kudus semakin meningkat karena keterbatasan jumlah pekerja tebang dan angkut, kini bisa digantikan oleh alat pengangkut tebu tersebut," ujarnya.
Untuk memastikan pemanfaatan mesin pengangkut tebu tersebut, kata dia, penerima bantuan diminta membuat laporan secara periodik pemanfaatan mesin tersebut.
"Penerapan mekanisasi pertanian memang tepat karena saat ini tenaga tebang dan angkut tanaman tebu didominasi kalangan usia tua, sedangkan generasi muda tentu tidak ada yang mau menjadi buruh tebang dan angkut tanaman tebu," kata Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Saribuana Sadjam Budi Santoso di Kudus, Rabu.
Untuk itu, KPTR mengajukan bantuan mesin pengangkut tebu (grab loader) seharga Rp700 juta kepada pemerintah untuk mengatasi keterbatasan tenaga tebang dan angkut tebu tersebut.
Dengan adanya mesin pengangkut, dia optimistis akan bisa meningkatkan produktivitas tanaman tebu petani di Kudus.
Jika sebelumnya harus menggunakan tenaga manual untuk mengangkut tanaman tebu yang ditebang ke atas truk membutuhkan waktu yang lama, kini dengan adanya mesin pengangkut tebu tentunya bisa dikerjakan lebih cepat.
Ia mengatakan produktivitas petani tebu pada tahun 2018 memang menjadi tuntutan, karena kapasitas giling tanaman tebu di Pabrik Gula Rendeng bakal ditingkatkan.
"Jangan sampai, ketika kapasitas gilingnya naik, justru tidak diimbangi dengan pasokan bahan bakunya," ujarnya.
Dengan adanya bantuan satu unit mesin pengangkut tebu tersebut, kata dia, keni KPTR memiliki dua unit "grab loader" karena tahun 2015 juga mendapatkan bantuan serupa.
Pemanfaatannya, kata dia, akan dimaksimalkan pada tahun 2018, karena bertepatan dengan peningkatan kapasitas giling tebu di PG Rendeng Kudus.
"Mudah-mudahan mesin pengangkut tebu tersebut bisa menekan ongkos angkut," ujarnya.
Biaya angkut sekaligus tebang tanaman tebu untuk setiap pekerja mencapai Rp10.000 perkuintalnya.
Sementara lahan tanaman tebu seluas satu hektare bisa menghasilkan 700 kuintal tanaman tebu.
Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Harsito membenarkan adanya bantuan "grab loader" dari Pemerintah Pusat kepada KPTR Saribuana Kudus.
"Mudah-mudahan, produktivitas hasil tanaman tebu di Kudus semakin meningkat karena keterbatasan jumlah pekerja tebang dan angkut, kini bisa digantikan oleh alat pengangkut tebu tersebut," ujarnya.
Untuk memastikan pemanfaatan mesin pengangkut tebu tersebut, kata dia, penerima bantuan diminta membuat laporan secara periodik pemanfaatan mesin tersebut.