Jakarta, ANTARA JATENG - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu
mengatakan langkah-langkah pencegahan penyebaran kelompok radikal Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara akan dibicarakan dengan
pemerintah Malaysia dan Filipina.
"Nanti di Shangri La Dialogue, saya akan ketemu semua, dengan Malaysia dan dengan Filipina. Nanti dibicarakan bagaimana ketiga negara ini mengatasi (ISIS) itu," ujar dia di Kantor Kemenhan, di Jakarta, Rabu.
Ryamizard menjelaskan di bidang keamanan, Indonesia, Malaysia, dan Filipina selama ini telah bekerjasama dalam patroli kawasan, untuk menghadapi perompak-perompak di wilayah perbatasan ketiga negara tersebut.
Namun, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini menilai kemunculan ancaman baru, berupa gerakan terorisme dari kelompok radikal bersenjata yang mengganggu perdamaian Asia Tenggara, saat ini sudah perlu diatasi dengan serius oleh ketiga pemerintah negara tersebut.
Apalagi, ada dugaan bahwa Filipina Selatan ditargetkan menjadi markas ISIS selanjutnya, tambah dia.
"Kalau kelompok yang di Filipina ini mencar ke mana-mana, nanti antisipasinya seperti apa? Pertemuan bilateral itu sangat besar kegunaanya," jelas dia.
Menhan Ryamizard menambahkan dirinya akan secara khusus berkomunikasi dengan pihak Filipina untuk menyediakan bantuan, jika negara yang dipimpin Presiden Filipina Rodrigo Duterte tersebut membutuhkan.
"Ada hal-hal yang bisa jadi sensitif, tapi dengan keadaan mendesak, Filipina harus mengerti bahwa kelompok itu mengancam daerah dia. Tapi kita tidak akan sembarangan, karena masuk ke daerah lain tentu ada undang-undangnya," kata dia.
"Nanti di Shangri La Dialogue, saya akan ketemu semua, dengan Malaysia dan dengan Filipina. Nanti dibicarakan bagaimana ketiga negara ini mengatasi (ISIS) itu," ujar dia di Kantor Kemenhan, di Jakarta, Rabu.
Ryamizard menjelaskan di bidang keamanan, Indonesia, Malaysia, dan Filipina selama ini telah bekerjasama dalam patroli kawasan, untuk menghadapi perompak-perompak di wilayah perbatasan ketiga negara tersebut.
Namun, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini menilai kemunculan ancaman baru, berupa gerakan terorisme dari kelompok radikal bersenjata yang mengganggu perdamaian Asia Tenggara, saat ini sudah perlu diatasi dengan serius oleh ketiga pemerintah negara tersebut.
Apalagi, ada dugaan bahwa Filipina Selatan ditargetkan menjadi markas ISIS selanjutnya, tambah dia.
"Kalau kelompok yang di Filipina ini mencar ke mana-mana, nanti antisipasinya seperti apa? Pertemuan bilateral itu sangat besar kegunaanya," jelas dia.
Menhan Ryamizard menambahkan dirinya akan secara khusus berkomunikasi dengan pihak Filipina untuk menyediakan bantuan, jika negara yang dipimpin Presiden Filipina Rodrigo Duterte tersebut membutuhkan.
"Ada hal-hal yang bisa jadi sensitif, tapi dengan keadaan mendesak, Filipina harus mengerti bahwa kelompok itu mengancam daerah dia. Tapi kita tidak akan sembarangan, karena masuk ke daerah lain tentu ada undang-undangnya," kata dia.