Palembang, ANTARA JATENG - Jembatan Ampera, Palembang, masih aman
dilintasi meski Rabu pagi sekitar pukul 11.00 WIB tertabrak kapal
tongkang pengangkut batu bara berkapasitas besar.
PPK Jembatan Satuan Kerja Metropolitan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN), Suwarno di Palembang, Rabu, mengatakan, kepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan langsung secara visual sesaat setelah terjadi penabrakan.
"Jembatan Ampera masih aman dan dapat dilintasi karena yang ditabrak itu hanya bagian pengaman jembatan yakni fender," kata Suwarno.
Ia mengatakan, meski demikian BBPJN tetap akan melakukan pengecekan secara teknis dengan menggunakan alat berteknologi tinggi. Alat tersebut akan didatangkan dari Bandung, Jawa Barat.
"Sekitar dua minggu lagi alat penguji kekuatan jembatan akan didatangkan," ujar dia.
Terkait adanya getaran di atas jembatan saat tertabrak dan retak pada bagian jembatan, Suwarno mengungkapkan hal itu terlalu didramatisir, dan diharapkan masyarakat tidak mudah terprovokasi.
Ia menjelaskan bahwa kapal tongkang itu hanya mengenai bagian pengaman jembatan atau biasa disebut fender. Fender memang berfungsi sebagai pengaman bagi jembatan dari berbagai insiden kapal yang menabrak.
"Karena yang ditabrak bagian fender, ya tidak masalah. Apalagi fender ini dicek rutin dua kali dalam setahun," kata dia.
Perawatan terhadap jembatan yang sudah berusia lebih dari 50 tahun ini menjadi hal penting, karena jembatan itu adalah penghubung antara kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir Palembang, yang hingga kini memiliki dua jembatan yakni Jembatan Ampera dan Jembatan Musi II.
Lantaran kondisi ini, BBPJN berharap perusahaan batu bara dan pengguna jasa angkutan sungai dapat mengetahui kondisi dan ketinggian jembatan.
"Sudah beberapa kali jembatan Ampera ini ditabrak. Harusnya mereka yang sudah tahu kondisi dan ketinggian jembatan Ampera bisa memahami dan tidak lalai," kata dia.
Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang ditabrak oleh kapal tongkang pengangkut batu bara milik PT Bukit Asam. Peristiwa ini terjadi diduga karena tali penarik tugbot putus 500 meter menjelang jembatan Ampera.
Tongkang itu hanyut dengan kecepatan tinggi karena arus Sungai Musi cukup deras. Selain merusak bagian jembatan, tumbukan itu juga mengakibatkan satu unit speedboat tenggelam. Beruntung serang (sopir speedboat) selamat setelah terjun ke sungai.
Setelah sekitar dua jam menutupi arus lalulintas sungai, tongkang itu berhasil dievakuasi dengan cara ditarik oleh delapan kapal pada pukul 12.25 WIB. Evakuasi terkendala arus sungai deras dan muatan batu bara yang besar.
Baca juga: (Tongkang pengangkut batu bara tabrak Jembatan Ampera)
PPK Jembatan Satuan Kerja Metropolitan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN), Suwarno di Palembang, Rabu, mengatakan, kepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan langsung secara visual sesaat setelah terjadi penabrakan.
"Jembatan Ampera masih aman dan dapat dilintasi karena yang ditabrak itu hanya bagian pengaman jembatan yakni fender," kata Suwarno.
Ia mengatakan, meski demikian BBPJN tetap akan melakukan pengecekan secara teknis dengan menggunakan alat berteknologi tinggi. Alat tersebut akan didatangkan dari Bandung, Jawa Barat.
"Sekitar dua minggu lagi alat penguji kekuatan jembatan akan didatangkan," ujar dia.
Terkait adanya getaran di atas jembatan saat tertabrak dan retak pada bagian jembatan, Suwarno mengungkapkan hal itu terlalu didramatisir, dan diharapkan masyarakat tidak mudah terprovokasi.
Ia menjelaskan bahwa kapal tongkang itu hanya mengenai bagian pengaman jembatan atau biasa disebut fender. Fender memang berfungsi sebagai pengaman bagi jembatan dari berbagai insiden kapal yang menabrak.
"Karena yang ditabrak bagian fender, ya tidak masalah. Apalagi fender ini dicek rutin dua kali dalam setahun," kata dia.
Perawatan terhadap jembatan yang sudah berusia lebih dari 50 tahun ini menjadi hal penting, karena jembatan itu adalah penghubung antara kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir Palembang, yang hingga kini memiliki dua jembatan yakni Jembatan Ampera dan Jembatan Musi II.
Lantaran kondisi ini, BBPJN berharap perusahaan batu bara dan pengguna jasa angkutan sungai dapat mengetahui kondisi dan ketinggian jembatan.
"Sudah beberapa kali jembatan Ampera ini ditabrak. Harusnya mereka yang sudah tahu kondisi dan ketinggian jembatan Ampera bisa memahami dan tidak lalai," kata dia.
Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang ditabrak oleh kapal tongkang pengangkut batu bara milik PT Bukit Asam. Peristiwa ini terjadi diduga karena tali penarik tugbot putus 500 meter menjelang jembatan Ampera.
Tongkang itu hanyut dengan kecepatan tinggi karena arus Sungai Musi cukup deras. Selain merusak bagian jembatan, tumbukan itu juga mengakibatkan satu unit speedboat tenggelam. Beruntung serang (sopir speedboat) selamat setelah terjun ke sungai.
Setelah sekitar dua jam menutupi arus lalulintas sungai, tongkang itu berhasil dievakuasi dengan cara ditarik oleh delapan kapal pada pukul 12.25 WIB. Evakuasi terkendala arus sungai deras dan muatan batu bara yang besar.
Baca juga: (Tongkang pengangkut batu bara tabrak Jembatan Ampera)