Temanggung, ANTARA JATENG - Sejumlah wisatawan mancanegara tertarik mengunjungi Pasar Papringan di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang dibuka Minggu.

Wisatawan mancanegara yang mengunjungi pasar di bawah rumpun bambu tersebut, antara lain dari Thailand, Amerika Serikat, dan Jepang.

Pengunjung asal Bangkok Thailand, Teerapoj Teerapos (27) mengaku sangat takjub dengan konsep pasar ini.

Ia mengatakan belum pernah melihat pemandangan serupa di negaranya, khususnya di Bangkok yang merupakan salah satu kota besar dengan berbagai kemajuan serta moderenisasi di dalamnya.

"Saya baru pertama berkunjung ke Indonesia, pasar papringan cukup inspiratif," katanya.

Transaksi jual beli di pasar ini menggunakan kepingan uang berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bambu. Setiap keping bernilai Rp2.000 yang dapat ditukarkan di beberapa titik di kompleks pasar papringan.

Ketua Komunitas Mata Air yang merupakan penggagas pasar papringan di Dusun Ngadiprono, Imam Abdul Rofik mengatakan konsep membuat pasar di bawah rumpun bambu ini terispirasi pasar papringan yang sebelumnya pernah ada di Dusun Kelingan, Desa Caruban, Kecamatan Kandangan.

Ia menyebutkan Pasar Papringan Ngadiprono ini digelar di atas lahan bambu seluas 2.500 meter persegi, pasar ini hanya dibuka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon mulai pukul 06.00 hingga 12.00 WIB.

"Tidak hanya sebagai upaya konservasi alam, terutama vegetasi tanaman bambu, pasar papringan juga ditujukan untuk mengangkat segala kearifan lokal masyarakat sekaligus merangsang pertumbuhan ekonimi warga," katanya.

Ia mengatakan sebelumnya tempat ini hanya digunakan warga sebagai lokasi pembuangan sampah. Bermula dari rasa kepedulian, akhirnya pihaknya memelopori pembukaan pasar papringan.

Ia menuturkan pasar papringan ini terdapat 42 lapak yang dijalankan mayoritas oleh warga di dusun tersebut mulai olahan kuliner, hasil pertanian, hingga kerajinan produksi lokal masyarakat.

Ia menyebutkan ada yang menjual nasi jagung, mangut, jamu, dawet anget khas Ngadiprono, jajanan pasar, serta yang paling khas adalah makanan bernama Nglemeng, yaitu campuran ubi dan gula merah yang dimasukkan ke dalam batang bambu dan dimasak dengan cara dibakar.

"Semua ini untuk memperkenalkan kekayaan produk lokal masyarakat," katanya.

Bupati Temanggung, Bambang Sukarno yang hadir dalam pembukaan pasar papringan tersebut berharap inspirasi-inspirasi seperti ini dapat terus dikembangan oleh masyarakat agar mampu menggerakkan perekonomian berbasis kerakyatan.

"Luar biasa pasar ini, patut menjadi contoh yang lain. Pasar yang unik ini dapat sebagai tujuan wisata," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024