Cilacap, ANTARA JATENG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berupaya mengantisipasi dampak hujan ekstrem yang berpotensi terjadi pada bulan Mei.

"Dalam suasana dan cuaca apapun, BPBD selalu siaga karena kami melindungi masyarakat yang berada di titik-titik rawan bencana, baik di pantai, pegunungan, maupun lokasi banjir," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Selasa.

Terkait antisipasi hujan ekstrem yang berpotensi terjadi pada bulan Mei atau saat pergantian musim hujan menuju kemarau, dia mengatakan pihaknya akan menyosialisasikannya kepada masyarakat.

Dia mengimbau masyarakat agar tidak panik dan melindungi diri serta melaksanakan evakuasi mandiri terutama dengan melindungi kepala.

"Masyarakat diimbau untuk tetap siaga menjaga diri sendiri dan keluarganya. Jika terjadi hujan lebat lebih dari dua jam atau mendengar suara pergerakan tanah, segeralah melaksanakan evakuasi mandiri tanpa harus diperintah," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini di Kabupaten Cilacap ada lima kecamatan yang rawan bencana longsor, yakni Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, dan Dayeuhluhur.

Oleh karena itu, dia mengimbau warga di lima kecamatan tersebut waspada terhadap kemungkinan terjadinya hujan ekstrem pada bulan Mei yang berpotensi mengakibatkan bencana longsor.

"Alhamdulillah dari sekian banyak bencana yang melanda Cilacap dalam satu tahun terakhir tidak sampai menimbulkan korban jiwa," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengimbau warga Kabupaten Cilacap untuk mewaspadai potensi terjadinya hujan ekstrem yang biasa terjadi pada bulan Mei.

"Berdasarkan pengamatan kami, pada bulan Mei atau penghujung musim hujan di Kabupaten Cilacap biasanya terjadi hujan ekstrem dengan curah lebih dari 100 milimeter dalam kurun 24 jam," katanya.

Menurut dia, hujan ekstrem tersebut pernah terjadi pada tahun 2016, 2014, dan tahun-tahun sebelumnya dengan lokasi maupun waktu yang berbeda-beda.

Dia mengatakan jika saat sekarang, Kabupaten Cilacap dan sebagian wilayah Jateng bagian selatan telah memasuki masa transisi dari musim hujan menuju kemarau.

Dalam masa transisi, kata dia, hujan dengan intensitas lebat masih berpotensi terjadi.

"Curah hujan selama bulan April di Kota Cilacap tercatat 421 milimeter (bukan 114 milimeter seperti yang diwartakan sebelumnya, red.). Sementara pada bulan Maret tercatat mencapai 114 milimeter," katanya.

Terkait dengan prakiraan curah hujan bulan Mei di Kabupaten Cilacap, dia mengatakan berdasarkan pantauan satelit secara umum diprakirakan berkisar 100-300 milimeter.

Menurut dia, curah hujan yang paling tinggi diprakirakan terjadi di wilayah kota Cilacap dan Kecamatan Kampung Laut yang berkisar 200-300 milimeter, wilayah lainnya berkisar 151-200 milimeter, serta yang paling kecil di Kecamatan Kedungreja dan sekitarnya diprediksi berkisar 101-150 milimeter.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024