Temanggung, ANTARA JATENG - Penyerapan beras petani oleh Perum Bulog Subdivisi Regional V Kedu dengan wilayah Kabupaten Wonosobo, Temanggung, Magelang, Purworejo, dan Kebumen hingga pertengahan April 2017 mencapai sekitar 3.300 ton.

"Penyerapan masih sedikit karena starnya agak terlambat, panen sudah berjalan beberapa saat baru melakukan penyerapan karena rata-rata gudang kami penuh," kata Kepala Subdivre V Bulog Kedu Sony Supriyadi di Temanggung, Rabu.

Ia mengatakan secara keseluruhan untuk Subdivre Kedu stok beras bisa memenuhi untuk kebutuhan enam hingga tujuh bulan ke depan.

"Kami melakukan pembelian sesuai harga pembelian pemerintah tahun 2015 yang harganya Rp7.300 per kilogram untuk beras kualitas medium dan untuk gabah kering giling Rp4.650 per kilogram.

Ia mengatakan jika dibanding dengan harga di pasaran cukup jauh dan perlu dipahami bahwa harga Bulog itu standar harga paling rendah, padahal menurut perhitungan dengan harga tersebut sudah ada keuntungan yang dinikmati petani.

"Memang keadaan seperti itu, berapa pun Bulog membeli, harga di pasaran selalu lebih di atas," katanya.

Menurut dia, Bulog bisa membeli dengan harga ideal itu kalau produksi melimpah. Sesuai hukum pasar kalau permintaan banyak harga akan naik, kemudian kalau stok banyak harga akan turun.

"Kami tetap akan melakukan penyerapan secara maksimal. Untuk menampung stok beras yang ada saat ini Subdivre Kedu menyewa gudang, yakni di Kebumen, Wonosobo dan Magelang. Karena gudang yang ada sudah penuh, kami lakukan sewa gudang sebagai upaya penyerapan bisa optimal," katanya.

Wakil Kepala Subdivre V Bulog Kedu, Joko Pamungkas mengatakan target penyerapan memang sedikit tertinggal karena terkait dengan penyaluran rastra yang terlambat.

"Kemarin gudang kami penuh, seperti di gudang Temanggung ini dari kapasitas 9.000 ton diisi hingga 10.000 ton. Kami menunggu penyaluran beras sejahtera ini keluar sehingga beras panen tahun ini bisa masuk," katanya.

Ia mengatakan dengan mulai penyaluran rastra nantinya ada tempat di gudang sehingga panen bisa diserap. Penyerapan paling banyak saat ini Kabupaten Purworejo mencapai 2.000 ton, sisanya ada di Kebumen, Wonosobo, dan Temanggung.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024