Meningkatnya permintaan bahan pokok menjelang atau pada saat Ramadhan menjadikan harga mengalami lonjakan, tidak hanya satu komoditas, tetapi biasanya juga dibarengi oleh komoditas yang lain. Sejumlah komoditas tersebut seperti daging sapi, daging ayam, telur, bawang putih, beras, juga harga cabai.

Sejatinya ini hukum ekonomi dasar, ceteris paribus; soal supply dan demand. Permintaan tinggi sedang pasokan rendah harga otomatis tinggi. Sebaliknya, pasokan banyak tapi permintaan sedikit akan sebabkan harga jatuh.

Namun dalam faktanya untuk mengurai hal ini tidak sederhana. Memang kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pokok biasanya mengacu pada alasan klasik yakni kekurangan pasokan. Kekurangan pasokan bukan alasan dan masalah tunggal, tata niaga dagang yang sangat panjang, terkendalanya distribusi dari titik produksi ke tangan konsumen, juga permainan mafia menjadi kelindan masalah yang semakin sulit diurai.

Masalah kenaikan harga bahan pokok sendiri sebenarnya sudah membentuk pola sendiri, seperti saat menjelang Ramadhan dan Lebaran, Natal dan Tahun Baru, juga perubahan musim. Pertanyaannya, apakah tidak ada persiapan dan antisipasi dari pemerintah menghadapi pola kenaikan harga bahan pokok ini? Toh, sekali lagi, ini pola berulang dari tahun ke tahun.

Elok kiranya Pemerintah memiliki strategi jitu untuk menjaga stabiltas harga bahan pokok. Pemprov Jateng misalnya telah mempersiapkan kebutuhan daging sapi dan daging ayam untuk Ramadhan tahun ini seperti akan menyediakan 4.963 ton daging sapi atau setara 25.456 ekor sapi. Jjumlah tersebut terhitung surplus 385 ton atau setara 1.977 ekor sapi. Pemprov Jateng juga akan menyediakan 15.571 ton daging ayam.

Antisipasi Pemprov Jateng dengan meningkatkan suplai untuk menghadapi Ramadhan tahun ini diharapkan akan mampu menjaga stabilitas harga khususnya komoditas daging sapi dan daging ayam.

Kesiapan Pemprov Jateng tersebut tentu harus diikuti oleh stakeholder yang lain seperti oleh para pedagang, jangan sampai terjadi permainan dan mengendalikan harga.

Keseriusan membenahi dan menjaga stabilitas harga bahan pokok tentunya tidak cukup oleh satu pihak, tetapi juga oleh semua pihak termasuk para konsumen yang cerdas.

Pewarta : Nuristibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024