Purbalingga, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menargetkan surplus beras sebesar 81.437 ton pada tahun 2017.

"Dari target surplus ini, Pemkab Purbalingga juga menargetkan luas areal tanam 49.789 hektare. Dari target luasan itu, pada bulan Januari telah berhasil ditanam 1.998,4 hektare dan bulan Februari seluas 3.769,1 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Lily Purwati di sela-sela panen padi varietas Inpago Unsoed 1 pada lahan demonstrasi plot di Desa Karangtengah, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Sabtu.

Ia mengatakan sasaran luas panen pada tahun 2017 mencapai 47.300 hektare dengan target poduktivitas sebesar 60,1 kuintal per hektare sehingga diharapkan akan terealisasi produksi 284.273 ton gabah kering giling (GKG).

Dari jumlah produksi tersebut, kata dia, setara dengan beras sebanyak 179.660 ton atau menghasilkan surplus beras 81.435 ton setelah dikurangi kebutuhan beras masyarakat.

"Surplus beras di Purbalingga pada tahun 2016 tercatat 65 ribu ton, sedang tahun 2015 sebesar 22 ribu ton," ujarnya.

Terkait upaya untuk meningkatkan produktivitas padi, Lily mengatakan pihaknya pada tahun 2017 melaksanakan berbagai kegiatan di antaranya bantuan benih padi untuk sawah seluas 1.500 hektare, subsidi benih padi seluas 25.000 hektare, rehabilitasi jaringan irigasi tersier 500 hektare pembangunan dam parit dua unit, irigasi perpipaan dua unit, dan asuransi usaha tani padi seluas 2.000 hektare.

"Kami berharap semua kegiatan tersebut bisa menopang peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi sehingga penghasilan petani meningkat dan ujungnya bisa meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Anisur Rosyad mengatakan padi varietas Inpago Unsoed 1 merupakan padi gogo aromatik yang toleran terhadap kekeringan, tahan terhadap penyakit blas ras 133, dan agak tahan wereng.

Menurut dia, vrietas tersebut sangat sesuai ditanam pada musim sadon atau musim tanam II, yakni peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

"Inpago Unsoed 1 sudah dipatenkan dengan hak PVT (Hak Perlindungan Tanaman). Tujuan pemberian Hak Paten (HKI) adalah melindungi penemu (inventor) dari plagiasi, pencurian, dan pelanggaran lain yang merugikan penemu secara ekonomi," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan Unsoed sebagai pemegang hak paten tetap mengizinkan petani untuk memproduksi benih padi Inpago Unsoed 1 tanpa harus membayar royalti yang menjadi kewajibannya.

Bahkan, kata dia, Unsoed mengajari para petani untuk menangkarkan benih padi Inpago Unsoed 1 tersebut sampai menghasilkan benih bersertifikat.

"Ini adalah bentuk komitmen Unsoed dalam membantu memajukan pengetahuan dan keterampilan petani. Artinya, padi gogo aromatik Inpago Unsoed 1 akan memberikan harapan baru petani, karena petani tidak harus membayar royalti," katanya.

Terkait hal itu, Bupati Purbalingga Tasdi menyambut baik kerja sama Unsoed dengan petani di Kabupaten Purbalingga dalam upaya ketahanan pangan.

Selain itu, Bupati juga mengapreasiasi TNI khususnya Komando Distrik Militer 0702/Purbalingga yang ikut mengawal budi daya tanam padi milik petani mulai dari penanaman, pemberantasan hama penyakit, hingga panen.

"Bung Karno pernah mengatakan, persoalan pertanian adalah persoalan hidup dan matinya bangsa. Oleh karenanya persoalan pertanian menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk pihak akademisi seperti Unsoed, TNI, dan pihak lainnya," kata Tasdi.

Ia optimistis target surplus beras di Purbalingga dapat tercapai berkat dukungan semua pihak termasuk petani.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024