Cilacap, ANTARA JATENG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, membangun hunian sementara (huntara) bagi korban bencana tanah bergerak di Dusun Babakan, Desa Pengadegan.

"Ada sembilan unit huntara yang dibangun, lima rumah sudah berdiri dan empat rumah masih dalam proses. Huntara-huntara itu ada yang dibangun swadaya dan ada yang bantuan dari Kapolres Cilacap secara pribadi," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Jumat.

Ia mengatakan huntara tersebut dibangun di atas tanah milik Desa Pengadegan, Kecamatan Majenang, dan tidak menutup kemungkinan menjadi hunian tetap meskipun tim dari Badan Geologi tidak merekomendasikan korban tanah bergerak itu direlokasi.

Menurut dia, kemungkinan huntara itu menjadi hunian tetap tergantung dari kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah desa setempat.

"Itu tergantung masyarakat dengan pihak desa," tegasnya.

Disinggung mengenai bencana tanah bergerak di Dusun Jatiluhilur, Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, dia mengatakan tim dari Badan Geologi akan segera mengecek lokasi bencana tersebut.

Setelah dicek dan keluar rekomendasinya, kata dia, pihaknya akan segera mempersiapkan langkah lebih lanjut.

"Besok (25/2), tim Geologi akan turun," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Majenang Ajun Komisaris Polisi Fuad mengatakan pihaknya bersama masyarakat bekerja bakti membangun huntara bagi korban bencana tanah bergerak di Dusun Babakan RT 02 RW 06, Desa Pengadegan.

"Sedikitnya ada 33 keluarga yang harus meninggalkan rumah mereka rawan retakan tanah," katanya.

Ia mengatakan huntara yang sudah dibangun sebanyak delapan unit, tiga di antaranya bantuan Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Yudho Hermanto.

Menurut dia, huntara tersebut dibangun di lokasi yang aman dari retakan yang disebabkan gerakan tanah dan lokasinya tidak jauh dari rumah korban bencana.

Informasi yang dihimpun, bencana tanah bergerak di Dusun Babakan, Desa Pengadegan, terjadi pada tahun 2006.

Bencana tersebut kembali terjadi pada bulan Maret 2015 dan kejadian terparah pada Desember 2016 sehingga warga setempat harus meninggalkan rumah mereka.

Sementara di Dusun Jatiluhur, Desa Padangjaya, bencana tanah bergerak yang terjadi pada bulan Januari 2017 mengakibatkan empat rumah ambruk dan 19 rumah lainnya rusak berat.

Akibat kejadian tersebut, 62 warga Dusun Jatiluhur mengungsi ke tempat yang aman.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024