Magelang, ANTARA JATENG - Para santri Pondok Pesantren Selamat Kota Magelang dan warga sekitar, Rabu, menyajikan kirab dan syukuran Hari Pers Nasional (HPN) ke-69 tahun 2017.
Bertolak dari pondok setempat, para peserta kirab berjalan menuju jalanan Kampung Lontong dan Perum Depkes. Kirab diiringi nyanyian kasidah dan musik rebana oleh santri serta musik ansambel angklung dari murid SD Kristen Indonesia Kota Magelang.
Kirab dipimping langsung Pengasuh Ponpes Selamat, KH Abdul Rasyid dan budayawan Kota Magelang, ES Wibowo. Sepanjang perjalanan, ES Wibowo membacakan sebuah puisi berjudul "Tajuk Wartawan" yang berisi kewibawaan seorang wartawan atas pekerjaan persnya.
Selain kirab, para santri juga membuat upacara syukuran HPN 2017 dengan menyediakan tumpeng. KH Abdul Rasyid mendapat kehormatan memotong tumpeng pertama dan diserahkan ke perwakilan wartawan.
KH Abdul Rasyid dalam sambutannya mengatakan hidup matinya pers disangga oleh wartawan. Ibaratnya, wartawan adalah empunya sabdo atau kuncinya pers, maka dalam peringatan HPN ini pihaknya sangat mengapresiasi kinerja wartawan dalam tugas jurnalistiknya.
Namun, dia melihat zaman sekarang patut merasa prihatin, karena nasib pers menghawatirkan, karena dirusak oleh berita-berita palsu atau bohong (hoax) yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Mirisnya lagi, tujuan berita
hoax itu adalah untuk provokatif, menebar kebencian, dan hal negatif lainnya. Kebebasan pers yang selalu diagungkan kini dikotori oleh berita-berita hoax,¿ katanya.
Ia meminta masyarakat untuk mengawal pers yang berbudaya. Masyarakat juga diajak untuk mengonsumsi berita yang jelas media dan sumbernya serta memanfaatkan sarana informasi untuk membangun kekuatan bangsa.
"Jangan mudah terprovokasi oleh berita-berita yang tidak jelas atau palsu," katanya.
Sementara itu dalang rangkaian HPN di Kabupaten Magelang, para
wartawan yang bertugas di wilayah tersebut melakukan ziarah ke makam mantan Menteri penerangan (Menpen), H. boediarjo di TPU Tingal Kulon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur.
Koordinator peringatan HPN Kabupaten Magelang, Yohanes Bagyo mengatakan, ziarah dan tabur bunga ke mantan menteri penerngan yang juga mantan wartawan tersebut membuka rangkaian kegiatan HPN.
"Selain diikuti wartawan, ziarah juga diikuti jajaran Polsek Borobudur dan keluarga almarhum," katanya.
Semasa hidup, selain pernah menjadi Menteri Penerangan tahun 1968-1973, almarhum juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pers tahun 1972, Duta Besar Kamboja dan Spanyol. Almarhun juga dikenal luas sebagai seniman foto, petani anggrek, ahli wayang dan budayawan.
Bertolak dari pondok setempat, para peserta kirab berjalan menuju jalanan Kampung Lontong dan Perum Depkes. Kirab diiringi nyanyian kasidah dan musik rebana oleh santri serta musik ansambel angklung dari murid SD Kristen Indonesia Kota Magelang.
Kirab dipimping langsung Pengasuh Ponpes Selamat, KH Abdul Rasyid dan budayawan Kota Magelang, ES Wibowo. Sepanjang perjalanan, ES Wibowo membacakan sebuah puisi berjudul "Tajuk Wartawan" yang berisi kewibawaan seorang wartawan atas pekerjaan persnya.
Selain kirab, para santri juga membuat upacara syukuran HPN 2017 dengan menyediakan tumpeng. KH Abdul Rasyid mendapat kehormatan memotong tumpeng pertama dan diserahkan ke perwakilan wartawan.
KH Abdul Rasyid dalam sambutannya mengatakan hidup matinya pers disangga oleh wartawan. Ibaratnya, wartawan adalah empunya sabdo atau kuncinya pers, maka dalam peringatan HPN ini pihaknya sangat mengapresiasi kinerja wartawan dalam tugas jurnalistiknya.
Namun, dia melihat zaman sekarang patut merasa prihatin, karena nasib pers menghawatirkan, karena dirusak oleh berita-berita palsu atau bohong (hoax) yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Mirisnya lagi, tujuan berita
hoax itu adalah untuk provokatif, menebar kebencian, dan hal negatif lainnya. Kebebasan pers yang selalu diagungkan kini dikotori oleh berita-berita hoax,¿ katanya.
Ia meminta masyarakat untuk mengawal pers yang berbudaya. Masyarakat juga diajak untuk mengonsumsi berita yang jelas media dan sumbernya serta memanfaatkan sarana informasi untuk membangun kekuatan bangsa.
"Jangan mudah terprovokasi oleh berita-berita yang tidak jelas atau palsu," katanya.
Sementara itu dalang rangkaian HPN di Kabupaten Magelang, para
wartawan yang bertugas di wilayah tersebut melakukan ziarah ke makam mantan Menteri penerangan (Menpen), H. boediarjo di TPU Tingal Kulon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur.
Koordinator peringatan HPN Kabupaten Magelang, Yohanes Bagyo mengatakan, ziarah dan tabur bunga ke mantan menteri penerngan yang juga mantan wartawan tersebut membuka rangkaian kegiatan HPN.
"Selain diikuti wartawan, ziarah juga diikuti jajaran Polsek Borobudur dan keluarga almarhum," katanya.
Semasa hidup, selain pernah menjadi Menteri Penerangan tahun 1968-1973, almarhum juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pers tahun 1972, Duta Besar Kamboja dan Spanyol. Almarhun juga dikenal luas sebagai seniman foto, petani anggrek, ahli wayang dan budayawan.