Purwokerto, ANTARA JATENG - Pemeriksaan riwayat kesehatan perlu dilakukan sejak dini sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai penyakit kronis, kata dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman, Arif Kurniawan.
"Upaya skrining riwayat kesehatan secara aktif merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit dengan cara pengendalian faktor risikonya," kata Arif Kurniawan di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis.
Dia menambahkan jika masyarakat mengetahui dirinya memiliki faktor risiko melalui skrining kesehatan maka dapat lebih mudah mengendalikannya.
"Kalau kita mengetahui bahwa kita memiliki faktor risiko berdasarkan skrining riwayat kesehatan maka upaya selanjutnya adalah pengendalian faktor risiko tersebut misalkan risiko diabetes, pengendaliannya dengan mengatur pola makan dan lain sebagainya," katanya.
Dia juga mengatakan upaya pemeriksaan riwayat kesehatan mampu mencegah tingkat keparahan dari suatu penyakit bagi mereka yang sudah sakit. "Sementara bagi yang belum sakit dapat mencegah terjadinya penyakit," katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait peluncuran fitur "mobile screening" pada aplikasi BPJS Kesehatan.
Menurut dia, jika kejadian penyakit dapat dikurangi maka pembiayaan kesehatan yang sifatnya kuratif dapat dikurangi. "Dengan demikian dapat dialihkan pada upaya preventif," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan skrining riwayat kesehatan merupakan penambahan fitur di aplikasi BPJS Kesehatan.
"Ini merupakan penambahan fitur di aplikasi BPJS Kesehatan. Sekarang peserta bisa melihat potensi risiko kesehatannya cukup melalui aplikasi BPJS Kesehatan yang bisa diakses di telepon selular," katanya.
Fachmi menjelaskan peserta dapat mengunduh aplikasi BPJS Kesehatan Mobile di Google Play Store, kemudian melakukan registrasi dengan mengisi data diri yang dibutuhkan.
"Peserta akan diminta mengisi 44 pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, penyakit yang pernah diidap, riwayat penyakit dalam keluarga peserta, dan pola makan peserta," katanya.
Apabila semua pertanyaan tersebut telah dijawab maka peserta akan memperoleh hasil skrining riwayat kesehatan pada saat itu pula.
Jika peserta memiliki risiko rendah, maka mereka akan disarankan untuk menjaga pola hidup sehat dan melakukan latihan fisik rutin minimal 30 menit setiap hari.
"Sebaliknya, jika peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi, maka mereka akan memperoleh nomor legalisasi atau nomor skrining sekunder dan akan diarahkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan tingkat pertama," katanya
"Upaya skrining riwayat kesehatan secara aktif merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit dengan cara pengendalian faktor risikonya," kata Arif Kurniawan di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis.
Dia menambahkan jika masyarakat mengetahui dirinya memiliki faktor risiko melalui skrining kesehatan maka dapat lebih mudah mengendalikannya.
"Kalau kita mengetahui bahwa kita memiliki faktor risiko berdasarkan skrining riwayat kesehatan maka upaya selanjutnya adalah pengendalian faktor risiko tersebut misalkan risiko diabetes, pengendaliannya dengan mengatur pola makan dan lain sebagainya," katanya.
Dia juga mengatakan upaya pemeriksaan riwayat kesehatan mampu mencegah tingkat keparahan dari suatu penyakit bagi mereka yang sudah sakit. "Sementara bagi yang belum sakit dapat mencegah terjadinya penyakit," katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait peluncuran fitur "mobile screening" pada aplikasi BPJS Kesehatan.
Menurut dia, jika kejadian penyakit dapat dikurangi maka pembiayaan kesehatan yang sifatnya kuratif dapat dikurangi. "Dengan demikian dapat dialihkan pada upaya preventif," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan skrining riwayat kesehatan merupakan penambahan fitur di aplikasi BPJS Kesehatan.
"Ini merupakan penambahan fitur di aplikasi BPJS Kesehatan. Sekarang peserta bisa melihat potensi risiko kesehatannya cukup melalui aplikasi BPJS Kesehatan yang bisa diakses di telepon selular," katanya.
Fachmi menjelaskan peserta dapat mengunduh aplikasi BPJS Kesehatan Mobile di Google Play Store, kemudian melakukan registrasi dengan mengisi data diri yang dibutuhkan.
"Peserta akan diminta mengisi 44 pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, penyakit yang pernah diidap, riwayat penyakit dalam keluarga peserta, dan pola makan peserta," katanya.
Apabila semua pertanyaan tersebut telah dijawab maka peserta akan memperoleh hasil skrining riwayat kesehatan pada saat itu pula.
Jika peserta memiliki risiko rendah, maka mereka akan disarankan untuk menjaga pola hidup sehat dan melakukan latihan fisik rutin minimal 30 menit setiap hari.
"Sebaliknya, jika peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi, maka mereka akan memperoleh nomor legalisasi atau nomor skrining sekunder dan akan diarahkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan tingkat pertama," katanya