Semarang, ANTARA JATENG - BPJS Kesehatan mengajak masyarakat melakukan deteksi dini terhadap empat penyakit kronis melalui fitur "mobile screening" yang ada pada aplikasi BPJS Kesehatan Mobile.

"Empat penyakit kronis tersebut yakni Diabetes Melitus, Hhipertensi, Ginjal Kronik, dan Jantung Koroner. Deteksi dini melalui 'mobile screening' ini sama seperti halnya 'mobile doctor'," kata Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama (KCU) Semarang Bimantoro di Semarang, Rabu.

Bimantoro menjelaskan bahwa melalui deteksi dini tersebut sama halnya dengan Anamnesa atau pertanyaan awal yang dilakukan oleh para dokter untuk para pasien yang berobat.

"'Mobile screening' tersebut sama halnya dengan sejumlah pertayaan yang diajukan dokter saat pertama kali menerima kunjungan pasien atau yang disebut Anamnesa dan itu sudah 70 persen untuk membangun diagnosa sementara," katanya.

Untuk melakukan "mobile screening" tersebut, kata Bimantoro, ada beberapa tahapan yang dilakukan mulai dengan mengunduh aplikasinya dari Google Playstore, kemudian mencari aplikasi BPJS Kesehatan mobile di Playstrore, instal aplikasi, register akun, lalu mengisi data diri dengan benar.

Pada saat tampilan layar menunjukkan halaman registrasi, maka akan ada pilihan "Sudah" jika sudah memiliki porgram JKN-KIS, atau pilih "Belum" bagi yang belum mempunyi kartu JKN-KIS, maka akan diarahkan untuk melakukan pendaftaran.

Setelah berhasil melakukan registrasi, langkah selanjutnya dengan membuat akun baru dengan mengisi seluruh data, peserta akan mendapatkan kode verifikasi yang dikirimkan via email (email yang dimasukkan dalam data, red.), dan setelah memasukkan kode verifikasi baru tahapan "mobile screening" bisa dilanjutkan.

"Ada sekitar 44 pertanyaan termasuk identitas dan hasil 'mobile screening' bisa langsung diketahui saat itu juga sekaligus saran terhadap peserta," katanya.

Ia mencontohkan untuk hasil risiko rendah terhadap seluruh penyakit, peserta diminta untuk menjaga pola hidup sehat, latihan fisik secara rutin minimal 30 menit setiap hari. Begitu juga untuk risiko tinggi terhadap penyakit, maka peserta diharapkan dapat segera melakukan pemeriksaan lanjutan ke FKTP (klinik, puskesmas, atau dokter keluarga).

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang Lilik Farida mengaku "mobile screening" membantu masyarakat mendeteksi secara dini terhadap empat penyakit tidak menular.

"'Mobile screening' seharusnya bisa menjadi kebutuhan pribadi masyarakat, sehingga tindak lanjut maupun pencegahan dapat dilakukan lebih dini," katanya.

Lilik Farida mengaku selama ini Dinas Kesehatan baru melakukan pendataan keluarga sehat secara manual yang diawali akhir 2016 setiap satu puskesmas melakukan pendataan satu kelurahan dan dilanjutkan pada 2017 setiap satu puskesmas mendata dua kelurahan.

Dalam kesempatan tersebut, Kabag SDM dan Umum PTPN IX Tri Septiono dan HRD Manager PT Pan Pasific Cabang Semarang Stephanus Tri Riyanto mengaku mengapresiasi upaya BPJS Kesehatan yang meluncurkan "mobile screening".

Tri Septiono dan Stephanus mengaku seluruh karyawan sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan dan dengan "mobile screening" maka akan meringankan peserta juga perusahaan.

"Dengan 'mobile screening' maka karyawan bisa mendeteksi penyakit tanpa harus izin dari kerjaan. Otomatis waktu produksi tidak akan terbuang," kata Stephanus Tri Riyanto.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025