Boyolali, ANTARA JATENG - Pemerintah meluncurkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) untuk Industri Kecil Menengah (IKM) guna mendorong peningkatan ekspor agar mampu bersaing di pasar mancanegara.

Acara peluncuran KITE IKM tersebut dilakukan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Sentra Kerajinan Tembaga Desa Tumang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin.

Presiden Joko Widodo juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, tentang Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM), terkait pembiayaan penjaminan asuransi serta jasa konsultasi IKM berorientasi ekspor.

Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut mengatakan persaingan antara pengusaha dan negara semakin sengit, kompetisi juga berat karena ekonomi dunia yang semakin menurun.

Oleh karena itu, Jokowi berharap dengan fasilitas KITE IKM tersebut dapat memberikan dorongan dan motivasi karena hal ini, jika berjalan degan baik paling tidak biaya produksi usaha kecil menengah bisa ditekan turun.
"Pengusaha besar sudah memiliki pusat logistik. Namun, IKM jika tidak diurus dengan baik, mereka akan kesulitan bersaing dengan negara lain," kata Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, kata Presiden dengan fasilitas KITE IKM tersebut dapat diefisienkan sekitar 25 persen biaya produksi, antara lain harga bahan baku bisa membeli langsung, pajak impornya dihilangkan dan biaya masuk juga dihilangkan.

"Hal ini, jika dapat dimanfaatkan oleh UKM kita akan terasa manfaatnya. Artinya daya saing kita akan lebih baik," kata Kepala Negara.

Para perajin yang memiliki usaha kecil dan menengah bisa didorong, dan Indonesia mempunyai keunggulan di art atau seni, tetapi memang perlu didukung dengan desain-desain yang baik untuk bersaing dengan luar negeri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sesuai dengan paket kebijakan tersebut diminta untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memberikan fasilitas fiskal, memberikan kemudahan skema dan persyaratan fasilitas kepabean, serta membuat saluran impor atau ekspor bahan kaku dan hasil produk UMKM.

Menurut Sri Mulyani kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Brutio (PDB) sebesar 61,41 persen dan kemampuan sektor usaha ini dalam menyerap tanaga kerja mencapai 97 persen, Kementerian Keuangan, Bea Cukai meluncurkan fasilitas KITE IKM yang dapat mendukung industri dalam negeri skala kecil dan menengah untuk meningkatkan ekspornya.

Sri Mulyani mengatakan fasilita KITE tersebut menyasar pada industri kecil dan menengah yang berdiri secara mandiri ataupun yang membentuk korsorsium berupa badan usaha, IKM koordinator atau koperasi.

Bagang-barang yang dapat diberikan difasilitasi KITE IKM, kata Sri Mulyani merupakan bahan baku atau bahan penolong mesin atau barang contoh yang digunakan dalam menunjang proses produksi yang nantinya akan diekspor kembali.

Menurut dia, dipilihnya daerah sentral industri tembaga Tumang Boyolali dalam peluncuran KITE tersebut karena proses bisnis di wilayah ini, dapat mewakili tujuan dari fasilitas KITE IKM.

Di Tumang banyak perajin tembaga yang produksinya diekspor ke Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024